PAN Ungkap Alasan Pemerintah Naikan Kuota Impor Seperti Klaim Mahfud MD
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Sekjen PAN Eddy Suparno di Jakarta. Foto M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno menjelaskan alasan pemerintah menaikan kuota impor beberapa komoditas seperti klaim cawapres nomor urut 03, Mahfud MD dalam debat pilpres keempat. Eddy menjelaskan alasan kuota impor ditambah karena Indonesia dilanda banyak musibah.

"Pertama kita rasakan pasca Covid-19 itu import otomatis baik, karena pada saat covid kegiatan ekonomi melambat, sehingga konsumsi juga agak menurun. Setelah covid itu ada lonjakan konsumsi," kata Eddy di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 22 Januari 2024.

Pasca Covid-19, Eddy menyebut Indonesia mengalami musibah cuaca ekstrem El Nino. Peristiwa itu, kata dia, tak cuma terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh kawasan Asia. Bahkan, kata dia, ada negara yang panasnya sampai 40 derajat dan membuat gagal panen.

"Tentu artinya apa? Panen di seluruh negara-negara yang terkena dampak El Nino itu buruk, termasuk Indonesia, termasuk negara-negara untuk mengekspor pangannya ke Indonesia, beras, kedelai, jagung dan lain-lain," kata dia.

Dengan kondisi tersebut, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas yang juga Menteri Perdagangan harus membuka keran impor untuk menjaga kestabilan harga. Menurut Eddy, kondisi seperti ini juga menimpa negara lain yang sudah memiliki kestabilan ketahanan pangan

"Jadi menurut saya bukan karena kegagalan pemerintah bahwa terjadi peningkatan ekspor tersebut, tetapi memang masalah alam yang kita tidak bisa hindari dan itu terjadi di seluruh kawasan Asia," kata Eddy.

Sebelumnya, Mahfud MD menyebut pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan banyak impor. Jumlahnya, kata dia, lebih besar dari periode sebelumnya.

"Faktanya ini catatannya impor kedelai saja direncanakan akan masuk sebanyak 2 juta ton, susu sebanyak 280 juta ton, gula pasir 4 juta ton, beras 2,8 juta ton, dan daging sapi,” ujar Mahfud.