Mahfud MD Nyatakan Bakal Mundur sebagai Menko Polhukam, Pengamat: Pukulan Telak Untuk Jokowi
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Calon wakil presiden nomor urut 03, Mahfud MD dalam acara "Tabrak Prof!" di Semarang. (Foto: YouTube Mahfud MD Official)

Jakarta, tvrijakartanews - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai rencana mundurnya Mahfud MD sebagai Menko Polhukam merupakan pukulan telak bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebab, ia berpendapat rencana ini merupakan bentuk mosi tidak percaya Mahfud terhadap independensi, netralitas termasuk kredibilitas pemerintahan selama ini.

"Sikap mosi tidak percaya Mahfud itu tergambar jelas melalui narasi dan basis argumen yang selama dua kali debat cawapres, dia secara kritis menyerang pilihan-pilihan kebijakan dan komitmen kerakyatan pemerintahan Jokowi," kata Umam dalam keterangannya, Rabu (24/1/2024).

Umam menambahkan, sikap kritis Mahfud itu juga merepresentasikan sikap PDIP yang saat ini semakin keras kepada Jokowi.

Di satu sisi, Umam mengatakan, rencana Mahfud menarik diri dari jajaran Kabinet Indonesia Maju juga bisa memiliki peluang ruang dan narasi untuk mengonsolidasikan basis kekuatan dan dukungan baru dalam kampanyenya yang tersisa tiga minggu lagi.

"Jika Mahfud masih berada di posisi pemerintahan saat ini, ia akan terkungkung oleh tanggung jawab jabatan dan terbatasi oleh protokoler," ucap Umam.

Kendati begitu, Umam menekankan, Ganjar-Mahfud tetap memerlukan percepatan konsolidasi elektoral dari swing voters kalau paslon capres-cawapres nomor urut dua itu memang ingin tampil kompetitif melawan rivalnya, paslon capres-cawapres nomor urut 02.

Salah satu caranya adalah Mahfud sebaiknya membebaskan diri dari tanggung jawab lain dan harus benar-benar fokus pada kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Terlebih, Jokowi saat ini sudah merespons rencana pengunduran diri Mahfud dari pemerintahannya, dengan menyatakan akan menghormati keputusannya itu.

"Itu merupakan tanda lampu hijau. Artinya, Jokowi merasa tidak keberatan sama sekali, bahkan mungkin keputusan itu yang ia tunggu-tunggu pasca mencermati sikap, posisi, dan basis argumen Mahfud dalam debat cawapres yang lebih mewakili karakter kuat oposisi ketimbang menjadi bagian dari pemerintahan itu sendiri," imbuh Umam.

Sebelumnya, Mahfud MD mengakui akan mengundurkan diri dari jabatan Menko Polhukam. Namun, dia menyatakan pengunduran diri itu bakal dilakukan ketika telah menemukan waktu yang tepat.

Pernyataan itu disampaikan Mahfud menyusul adanya saran dari pasangan capresnya, Ganjar Pranowo yang meminta dirinya mundur untuk menghindari conflict of interest di Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi.

"Apa yang disampaikan pak Ganjar ke publik adalah kesepakatan saya dengan pak Ganjar sejak awal. Bahwa saya pada saat yang tepat, pasti bakal mengajukan pengunduran diri secara baik-baik," kata Mahfud Selasa, 23 Januari 2024.

Menurut Mahfud, sinyal untuk mengundurkan diri sebagai Menko Polhukam sudah sempat diungkapkannya pada debat keempat pemilihan presiden (pilpres) 2024 kemarin. Kala itu, Mahfud menyampaikan ucapan terima kasih kepada Jokowi karena telah dikasih kepercayaan untuk menjabat sebagai Menko Polhukam.

"Kalau saudara lihat sekali lagi pidato saya pada debat keempat itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Jokowi dan saya sekarang akan bersama Pak Ganjar Pranowo. Itu berarti menunggu momentum, menunggu transisi juga menunggu karena menyangkut politik strategi politiknya dari partai pengusung," ucap dia.