
Co Captain Tim Pemenangan Nasional (TPN) Capres-Cawapres nomor 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Sudirman Said. (Foto: Instagram @sudirmansa1d)
Jakarta, tvrijakartanews - Co Captain Tim Pemenangan Nasional (TPN) Capres-Cawapres nomor 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Sudirman Said mengaku kaget atas pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang keberpihakan.
Saat itu, Jokowi menyatakan presiden bisa memihak dan ikut kampanye dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres).
Said agak bingung Jokowi menyampaikan pernyataan yang bertolak belakang. Padahal, Jokowi sebelumnya berulang kali mengingatkan TNI/Polri, aparatur sipil negara (ASN) serta pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar netral dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024.
"Saya kira kita semua kaget, semua terkejut karena itu seperti berbalik dengan apa yang selama ini diungkapkan terus-menerus," kata Sudirman kepada wartawan di Rumah Pemenangan AMIN di Jalan Brawijaya X, Kebayoran Baru, Jalarta Selatan, Rabu (24/1/2023).
Sudirman berpandangan, netralitas pejabat sebenarnya diperlukan agar mereka tak dikait-kaitkan dengan kepentingan tertentu.
Apalagi, para pejabat sulit terlepas dari penggunaan fasilitas negara meskipun mereka menyatakan tidak.
"Yang dikhawatirkan adalah kalau kewenangan publik itu digunakan untuk berpihak atau punya preferensi pada partai atau kandidat tertentu," kata Said.
"Karena itu, memang sudah benar bahwa seluruh aparat negara memang diminta untuk netral. Itu satu prinsip," sambung dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut seorang presiden bisa memihak bahkan ikut berkampanye dalam pemilihan presiden atau pilpres. Menurut Jokowi, hal itu bisa dilakukan selama tidak menyalahgunakan fasilitas negara.
Hal ini Jokowi sampaikan di tengah pertanyaan publik soal netralitas presiden di Pilpres 2024.
"Presiden itu boleh kampanye. Boleh memihak. Kita ini kan pejabat publik, sekaligus pejabat politik. Masa ini (kampanye dan memihak) enggak boleh," kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Rabu, 24 Januari 2024.
Meski menyatakan bisa memihak dan berkampanye, sampai sekarang Jokowi tak pernah secara gamblang menyatakan dukungannya untuk salah satu pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.
Namun, Jokowi beberapa kali menampilkan kecondongannya mendukung Prabowo-Gibran.
Hal itu terlihat saat Jokowi mengajak Prabowo Subianto, yang merupakan Menteri Pertahanan sekaligus capres nomor urut 02, makan malam bersama di sebuah restoran di Menteng, Jakarta Pusat.
Kebersamaan itu pihak Jokowi tunjukan sehari sebelum debat pilpres kedua berlangsung.
Besoknya, Jokowi mengajak Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas dan Ketua Umum Partai Golkar bertemu secara terpisah. Jokowi kembali memperlihatkan kebersamaan dengan kedua pimpinan partai pendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Bahkan, Airlangga dan Zulhas mengaku membahas politik dan Pemilu 2024 bersama Jokowi. Namun, mereka tak mau membeberkan secara rinci isi pertemuan itu.
Meski sudah menunjukkan kecondongannya, Jokowi membantah dirinya tidak netral dalam Pilpres 2024. Menurut Jokowi, pertemuan dengan kubu Prabowo itu digelar saat dirinya sedang tidak bertugas sebagai presiden.

