
Cawapres nomor urut 03, Mahfud MD menghadiri gelaran Sholawat Persatuan Indonesia yang digelar oleh Partai Perindo, di Lapangan Panahan, Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin 29 Januari 2024 malam / Foto: Istimewa
Bogor, tvrijakartanews - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD menegaskan, dalam perbedaan politik jangan sampai terjadi adanya perpecahan diantara masyarakat
Hal itu disampaikan Mahfud MD usai menghadiri gelaran Sholawat Persatuan Indonesia yang digelar oleh Partai Perindo, di Lapangan Panahan, Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin 29 Januari 2024 malam.
"Ya pesannya itu tadi, jangan suka bertengkar karena perbedaan politik," ujar Mahfud MD kepada wartawan.
Dalam acara itu juga, Mahfud MD mengajak seluruh masyarakat untuk menteladani sosok Nabi Muhammad SAW. Sebab menurutnya, Nabi Muhammad memiliki jiwa kepemimpinan yang luar biasa, mulai dari cara memimpin keluarga hingga menjadi pemimpin umat.
"ini mengarahkan kita berperilaku secara baik, memuji nabi, untuk meniru kehidupan nabi, didalam kepemimpinan, didalam keagamaan, dan sebagainya," jelasnya.
"Untuk meniru cara hidup nabi, cara memimpin nabi sebagai ayah, nabi sebagai teman, nabi sebagai kepala negara," lanjut Mahfud MD.
Selain itu, Mahfud MD juga mengajak kepada masyarakat Indonesia khususnya jamaah yang hadir, untuk turut menyukseskan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
"Mari kita songsong Pemilu dengan sebaik baiknya. Mudah mudahan negara kita akan lebih maju dan maju lagi kedepan. Sehingga, Insya Allah bisa menuju negara yang baik," paparnya.
Menurutnya, memberikan suara dalam ajang Pemilu, merupakan suatu kewajiban sebagai warga negara yang baik.
"Kewajiban kita sebagai orang perorang, untuk memberikan suara di dalam pemilu itu, yang memilih sesuai dengan bisikan hati nurani," ucapnya.
"Tentang siapa yang layak di pilih, siapa yang tidak layak dipilih, siapa yang aga layak dipilih. Itu semua ada dipertimbangkan pemilih sendiri," sambungnya.
Mahfud MD juga menegaskan, pada Pemilu kali ini, tidak boleh ada paksaan dalam memilih calon pemimpin. Sehingga, apa yang diharapkan bangsa Indonesia bisa seutuhnya tercapai.
"Tidak boleh ada tekanan tekanan, tidak boleh ada paksaan paksaan dan tidak boleh ada fatwa fatwa yang menyesatkan. Pemilu ya pemilu," tegasnya.

