
Foto: ifl science (Shutterstock.com)
Jakarta, tvrijakartanews - Dilansir dari ifl science edisi (31/01/2024) studi selama 30 tahun terhadap lebih dari 900 peserta telah menemukan hubungan antara polycystic ovary syndrome (PCOS) dan masalah memori dan kognisi. Meskipun tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti bahwa PCOS menyebabkan masalah yang diamati, para ilmuwan di balik penelitian ini mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami potensi risiko dari suatu kondisi yang banyak orang perjuangkan selama bertahun-tahun sebelum mendapatkan diagnosis.
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa PCOS dapat mempengaruhi hingga 13 persen wanita usia subur. Angka-angka lain juga telah dikutip, dan data dapat bervariasi tergantung pada dimasukkannya mereka yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir serta perempuan cisgender. Namun, bagaimanapun Anda memilahnya, hingga 70 persen dari mereka yang terkena dampak masih belum terdiagnosis, sehingga terdapat kesenjangan besar dalam mengenali kondisi yang saat ini tidak terpenuhi.
Seperti namanya, salah satu gejala PCOS adalah terbentuknya kista di ovarium. Kondisi ini ditandai dengan ketidakseimbangan hormonal, yang menyebabkan menstruasi tidak teratur, kurangnya ovulasi, kelebihan rambut di wajah dan tubuh, serta penambahan berat badan. Ini adalah penyebab utama infertilitas dan terkait dengan penyakit penyerta seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Terlepas dari gejala fisik yang melemahkan, banyak penderita PCOS juga mengalami dampak psikologis negatif dari penyakit ini, termasuk depresi dan citra tubuh yang buruk.
Berdasarkan laporan, kini sebuah penelitian baru yang diikuti 907 partisipan wanita selama 30 tahun, telah mengungkap kemungkinan adanya hubungan antara PCOS dan masalah memori dan kognisi di usia paruh baya.
Penulis studi, Dr Heather G. Huddleston dari Universitas California San Francisco menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun para ilmuwan memiliki pemahaman tentang bagaimana PCOS dapat mempengaruhi kesehatan metabolism.
“Sedikit yang diketahui tentang bagaimana kondisi ini mempengaruhi kesehatan otak. Hasil kami menunjukkan bahwa orang dengan kondisi ini memiliki daya ingat dan kemampuan berpikir yang lebih rendah serta perubahan otak yang tidak kentara di usia paruh baya. Hal ini dapat berdampak pada seseorang di berbagai tingkatan, termasuk kualitas hidup, kesuksesan karir, dan keamanan finansial,” jelas Dr Heather.
Para peserta berusia antara 18 dan 30 tahun pada awal masa penelitian. Setelah 30 tahun, dimana 66 anggota kelompok penelitian menderita PCOS, mereka diminta untuk menyelesaikan tes memori, kemampuan verbal, kecepatan pemrosesan, dan perhatian.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology mengatakan, salah satu tes yang perlu diperhatikan adalah tes Stroop. Peserta disajikan dengan daftar nama warna yang ditulis dalam font berwarna berbeda, dan peserta harus menyatakan warna teks daripada membaca yang sebenarnya.
Studi tersebut menemukan bahwa skor rata-rata orang dengan PCOS adalah sekitar 11 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menderita PCOS. Secara keseluruhan, skor dalam tiga tes, yang berfokus pada memori, perhatian, dan kemampuan verbal, lebih rendah pada penderita PCOS, setelah disesuaikan dengan usia, ras, dan pendidikan.
Selain tes kognitif pada tahun ke-30, sub kelompok peserta (291, 25 di antaranya menderita PCOS) juga menerima pemindaian otak pada tahun ke-25 dan 30. Pemindaian tersebut menunjukkan integritas materi putih yang lebih rendah pada pasien dengan PCOS, yang mana para peneliti dikatakan bisa mengindikasikan penuaan otak dini.
Lebih lanjut, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, khususnya fakta bahwa diagnosis PCOS tidak dibuat oleh dokter namun didasarkan pada tes kadar hormon pasien dan gejala yang mereka laporkan sendiri. Dari data ini juga tidak mungkin untuk mengatakan secara pasti bahwa PCOS menyebabkan perubahan kognitif dan otak yang diamati, namun para peneliti yakin bahwa cukup banyak hal yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
“Penelitian tambahan diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan untuk menentukan bagaimana perubahan ini terjadi, termasuk melihat perubahan yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi kemungkinan masalah berpikir dan ingatan mereka. Membuat perubahan seperti melakukan lebih banyak latihan kardiovaskular dan meningkatkan kesehatan mental juga dapat meningkatkan penuaan otak pada populasi ini,” kata Huddleston.

