
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta menggelar kegiatan Capacity Building tim pengendalian inflasi daerah (TPID). (Humas Pemprov DKI)
Jakarta, tvrijakartanews - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jakarta, Arlyna Abubakar mengatakan pihak mewaspadai terhadap situasi dan isu ke depan agar tidak mengakibatkan inflasi yang tidak terkendali di Jakarta. Oleh karena itu, kegiatan capacity building kali ini TPID mencoba mengindentifikasi resiko-resiko di tahun 2024.
"Jadi pembahasan dalam pertemuan di antaranya mengulas kondisi ekonomi global yang belum banyak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya sehingga angka inflasi global masih cenderung relatif tinggi," kata Arlyna dalam kegiatan Capacity Building tim pengendalian inflasi daerah (TPID) dengan tema ”Arah Kebijakan Pengendalian Inflasi untuk Mendukung Jakarta sebagai Kota Global” di Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Arlyna mengatakan isu geopolitik global masih terus berlanjut dan mulai berdampak tehadap komoditas pangan. Lalu, situasi itu juga berpengaruh terhadap impor lantaran pengiriman barang harus memutar melalui rute mengindari area konflik dan berdampak tehadap harga.
Sisi lainnya, kondisi nasional saat ini tengah menghadapi cuaca yang terdampak perubahan iklim global, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri serta liburan sekolah anak.
"Putaran kedua Pemilu dan Pilkada serentak juga menjadi bagian dari isu yang perlu diantisipasi agar tidak sampai memicu inflasi," ujarnya.
Selanjut, Arlyna mengkau pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk berdiskusi perkembangan terkini dari survei biaya hidup tahun 2024 yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan inflasi.
"Angka survei ini akan diberlakukan mulai Januari 2024 menggantikan survei biaya hidup 2018 yang sebelumnya digunakan sebagai dasar perhitungan," ucapnya.
Dilanjutkan Arlyana, upaya mengantisipasi inflasi tidak terkendali tidak hanya bisa dicapai hanya dengan megiatan seperti ini dan hanya sekali dilakukan.
"Kegiatan ini harus berkelanjutan dan ditopang sejumlah upaya nyata agar harga di pasar tetap terjaga," tuturnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menekankan optimisme dan tetap waspada untuk menjalani tahun 2024. Penguatan bauran kebijakan hingga sinergi dalam memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional di 2024.
"Laporan Perekonomian Indonesia ini sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang memuat evaluasi kinerja dan kebijakan Bank Indonesia 2023 serta prospek perekonomian dan arah kebijakan Bank Indonesia di tahun 2024," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Perry mengatakan pihaknya menyampaikan tiga pesan penting dalam Laporan Perekonomian Indonesia 2023, yaitu kinerja perekonomian Indonesia pada 2023 dan juga optimisme namun tetap waspada atas prospek perekonomian 2024, komitmen BI untuk terus memperkuat bauran kebijakan dan penguatan sinergi antar pemangku kepentingan.

