
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: tangkapan layar laman Kemenko Marves)
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Luhut menyampaikan itu secara langsung melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan pada Sabtu (3/4/2024).
"Kita pilih orang yang tepat menjadi Presiden Republik Indonesia tanggak 14 Februari 2024. Saya pribadi memilih Pak Prabowo," kata Luhut dalam keterangannya, Sabtu.
Luhut mengungkapkan alasannya itu karena merasa yakin bahwa Prabowo bakal melanjutkan program-program era Presiden Joko Widodo.
Selain itu, dia mengganggap Prabowo juga memiliki spirit NKRI yang bagus serta dapat membuktikan keberhasilannya selama berkiprah sebagai prajurit Kopassus pada masanya.
"Itu tidak dapat dipungkiri, itu pesan dari saya. Sekali lagi, saya Luhur Binsar Panjaitan pilih Prabowo karena menurut saya dia pilihan terbaik untuk presiden pada saat ini dan itu akan membawa kemajuan Indonesia dan membawa keberlanjutan Indonesia," ucap Luhut.
Di samping itu, Luhut mengaku, dari masing-masing paslon yang ditawarkan untuk melanjutkan berbagai program pemerintahan era Jokowi, hanya Prabowo yang berkeinginan melanjutkan.
Prabowo bahkan disebut-sebut sampai mengirimkan timnya untuk berdiskusi bareng pemerintah terkait keberlanjutan itu.
"Beliau sangat setuju dan ini harus lakukan. Dia bilang sama saya "Bang ini harus dilakukan, harus diteruskan karena ini program yang sangat baik sekali'" kata Luhut.
Dia pun menyinggung mengenai konsep perubahan yang ditawarkan paslon lain. Menurut Luhut, perubahan itu sangat membutuhkan waktu yang amat lama lantaran harus memulainya dari nol.
Padahal ada program pemerintah yang telah dijalankan Jokowi, misalnya mengenai hilirisasi hingga pembangunan infrastruktur yang bagus.
Untuk itu, lanjut Luhut, perlu adanya konsep berkelanjutan apabila presiden era selanjutnya ingin menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
"Oleh karena itu, kontinuitas menjadi kunci dan keberlanjutan menjadi kunci, tidak (dengan) perubahan-perubahan. Perubahan itu kita mulai dari nol lagi, itu saya mengalami 10 tahun sebagai pembantu Presiden sebagai kepala staf presiden, dan sebagai menteri berbagai jabatan tidak gampang, yang ngomong-ngomong itu ya hanya omong-omong aja sih, coba dilakukan," imbuh dia.