
Aksi cukur rambut hingga gundul dilakukan para relawan SalamAid di Bogor sebagai bentuk solidaritas terhadap para penderita kanker, Sabtu 3 Februari 2024 / Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - Sebagai bentuk solidaritas kepada para pasien kanker, sejumlah pria di Kota Bogor mencukur habis rambutnya tepat sehari sebelum peringatan Hari Kanker Sedunia yang jatuh setiap tanggal 4 Februari tiap tahunnya
Aksi itu dilakukan oleh Lembaga Kemanusiaan SalamAid sebagai tantangan kepada para relawan untuk mencukur habis rambutnya hingga gundul
Pantauan tvrijakartanews.com, ada sekitar 10 orang pria yang mengikuti aksi tersebut. Bukan hanya orang dewasa, para anak-anak juga turut berpartisipasi dalam aksi itu.
Mereka nampak antusias menanggalkan rambutnya yang gondrong dan merubah penampilannya menjadi pelontos.
Kegiatan itu digelar di lapangan Angsana Salam Community Hub, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, pada Sabtu 3 Februari 2024
Inisiator Aksi, Agil Mulqi mengungkapkan bahwa, kegiatan itu dilakukan sebagai bukti solidaritas dan kepedulian mereka terhadap para penderita kanker.
"Kondisi inilah yang dihadapi para pasien kanker. Mereka terpaksa kehilangan rambutnya akibat efek dari kemoterapi," ungkapnya kepada wartawan, Sabtu 3 Februari 2024
Pihaknya berharap, gerakan itu membuat para pasien kanker tidak merasa sendirian saat berjuang untuk sembuh.
“kami harap aksi ini bisa membuat mereka tidak merasa sendirian dan tidak putus asa ketika berjuang untuk sehat,” lanjutnya
Agil menjelaskan, aksi tersebut berkaca dari pengalamannya saat terjangkit Virus Covid-19 dengan komorbid penyakit liver dan paru pada tahun 2021 lalu
Kala itu, Agil yang tengah menjalani tugas di Nusa Tenggara Timur (NTT) harus menjalani isolasi sendirian di sebuah kamar kos.
Di situasi itu Agil merasakan kesendirian dan keputusasaan. Di tengah kesedihan itu, dirinya membayangkan penderitaan para pasien kanker yang kerap dibantu oleh SalamAid.
“Akhirnya saya berniat menggondrongkan rambut. Rencananya rambut itu dijadikan wig kemudian didonasikan," jelasnya
"Tapi setelah dipelajari, ternyata rambut tidak boleh ditransaksikan. Sehingga rencana itu saya batalkan lalu diganti dengan aksi botak challenge sembari menggelar donasi,” sambungnya
Donasi yang terkumpul selanjutnya akan dibelanjakan sebagai hadiah untuk para pasien kanker.
"Semoga hadiah itu bisa membuat para pasIen dan keluarganya semangat menjalani tahapan pengobatan sampai sembuh," pungkasnya.

