
Kawasan hutan Universitas Indonesia
Jakarta, tvrijakartanews - Hutan kota menjadi salah satu oase bagi manusia, flora, dan fauna di tengah hiruk pikuk kendaraan yang mengeluarkan polutan buruk bagi sirkulasi kehidupan.
Memasuki kawasan Universitas Indonesia, menjadi sandaran sejenak melepas dari pekatnya polutan yang kemudian tergantikan dengan sirkulasi kualitas udara yang baik bagi nafas kehidupan mahluk hidup.
Kota Depok cukup beruntung karena memiliki hutan kota yang cukup luas yang berada di dalam area Universitas Indonesia yang membentang antara Depok dan Jakarta Selatan. Selain itu, UI memiliki luas hutan kota 241.700 m2 dan area RTH di lingkungan Kampus UI Depok adalah seluas 14.820 m2.
Jenis vegetasi yang ditanam baik oleh manajemen Kampus UI - Depok adalah terbagi dalam 2 (dua) kelompok tanaman yaitu hutan kota, tanaman penghias dan tanaman penghijauan.
Dahulunya, areal UI seluas 320 hektar, 70 hektar merupakan Hutan Kota UI. Secara letak geografis, kawasan UI masuk ke dalam 2 (dua) wilayah administratif, yaitu wilayah administratif Jakarta Selatan dan Kotamadya Depok.
"Sebagian besar bangunan Kampus UI, masuk ke dalam wilayah administratif Kota Depok, sementara Hutan Kota UI sebagian besar masuk ke dalam wilayah Jakarta Selatan. Itulah mengapa pengelolaan Hutan Kota UI berada dibawah wewenang Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemerintah DKI Jakarta," kata Kepala K3L UI Profesor Sjahrul M. Nasri ditemui tvrijakartanews, Selasa (7/2/2024).
Hutan Kota UI dibagi menjadi 3 (tiga) zona. Zona Walacea (Wales) Barat, Zona Wales Timur dan Zona Vegetasi Asli. Zona Wales Barat yaitu kawasan yang berisi tanaman atau tumbuhan dari wilayah Indonesia Barat.
"Sedangkan di Zona Wales Timur untuk kawasan yang tumbuhannya berasal dari wilayah Indonesia Bagian Timur dan Zona Vegetasi Asli adalah kawasan yang tumbuhannya berasal dari Jakarta, Depok dan sekitarnya," tuturnya.
Seiring perjalanan waktu, dalam rangka menciptakan lingkungan yang asri dan teduh pada ruang terbuka hijau dan di sepanjang jalan lingkungan Kampus UI Depok, maka telah ditanami berbagai jenis vegetasi dari wilayah di Indonesia.
"Tujuan utama penghijauan lingkungan Kampus UI - Depok ini adalah menyerap polutan udara, untuk memberikan rasa sejuk lingkungan, memelihara air bersih yang berasal dari air hujan agar dapat masuk ke dalam tanah ataupun untuk percepatan penguapan air hujan," ujarnya.

Selain itu, Kampus UI memiliki Ruang Terbuka Hujau (RTH) yang memiliki total seluas 208 Ha, 100 Ha di antaranya termasuk 3 (tiga) danau seluas 13 Ha berada di wilayah DKI Jakarta dan berstatus sebagai Hutan Kota DKI.
Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) DKI Jakarta, Sjahrul menjelaskan hutan Kota UI telah ditetapkan sebagai daerah resapan air bagi wilayah selatan DKI Jakarta. Kampus Universitas Indonesia berusaha tetap konsisten untuk mewujudkan kampus hijau.
"Pengembangan ini diharapkan dapat menyadarkan segenap sivitas akademika UI dan warga sekitar kampus agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan memicu lebih banyak aktifitas dilakukan di alam terbuka," ucapnya.
Pohon yang berada di hutan UI kebanyakan sudah berusia 30 hingga 40 tahun. Keberadaan pohon tua ini sangat dijaga oleh pihak kampus. Bahkan petugas yang berada disini mengecek kualitas pohon.
Biasanya petugas memeriksa kualitas pohon dengan menggunakan sebuah alat untuk mengetahui ketahanan batang pohon yang mengalami kerusakan. Dari alat itu, petugas dapat mengetahui pohon itu rusak atau tidak.
Sjahrul menjelaskan petugas K3L juga rutin melakukan pengawasan terhadap kelestarian hutan dari tangan vandalisme yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Seringkali petugas memergoki sejumlah pohon tua yang masuk ke wilayah hutan kota tanpa seizin pihak kampus. Biasanya, kegiatan komunitas sepeda yang masuk kehutan memasang petunjuk arah dengan memaku di pohon.
"Kami baru tahu aksi kegiatan mereka ketika melakukan sepeda gunung, tiba-tiba ada satu anggota tersengat tawon hutan, hingga dilarikan ke unit kesehatan. Saat kami tanya ternyata mereka tidak memiliki izin melakukan aktivitas di hutan," paparnya.
Hasil obervasi dan hasil penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa jenis satwa yang umumnya kerap dijumpai adalah jenis satwa dengan habitat semak-belukar. Secara keseluruhan dijumpai sekitar 50 jenis satwa liar dari kelompok vertebrata.
Selain tumbuhan, Hutan Kota UI juga menjadi persinggahan dan tempat tinggal beberapa jenis burung seperti walet, cekakak, cucak kutilang, layang-layang, bentet, Elang dan lain-lain.
"Tidak hanya tumbuhan dan satwa burung, di dalam Hutan UI ini juga terdapat beberapa danau atau lebih tepatnya situ," sambungnya.
Vegetasi Berfungsi sebagai Konservasi Sumber Daya Air
Sjahrul menuturkan Hutan kota dan RTH dengan berbagai jenis vegetasi yang dapat berfungsi sebagai konservasi sumber daya air, konservasi sumber daya hutan, sebagai peneduh, menyerap debu, penyerap panas, penyerap bising dan dapat menyerap berbagai jenis polutan udara lainnya sehingga udara dapat menjadi bersih.
"Sarana ruang terbuka hijau yang terdapat di dalam area Kampus UI - Depok akan berimplikasi pada eksistensi fauna atau hewan yang umumnya berlindung dan mencari kehidupan di dalam lingkungan flora," tambahnya.
Sehingga, kata Sjahrul, apabila suatu lingkungan terdapat banyak jumlah dan jenis flora maka dengan sendirinya secara alamiah jumlah dan jenis fauna akan bertambah banyak (biodiversitas akan meningkat).
Selain memiliki hutan, UI memiliki 6 danau buatan yakni Danau Kenanga, Danau Aghatis, Danau Mahoni, Danau Puspa, Danau Ulin, dan Danau Salam, atau yang sering disingkat dengan KAMPUS.
Sejarahnya, lanjut Sjahrul, pada tahun 1995 disusun gagasan pengembangan sumberdaya air Kampus UI Depok yang realisasinya didukung oleh Proyek Induk Ciliwung-Cisadane dan Pemda DKJ-Jakarta. Dalam kurun waktu 1995-1998 telah dibangun lima buah danau, melengkapi situ atau danau Rektorat yang dibangun pada tahun 1992.
"Keenam danau tersebut diberi nama danau K.A.M.P.U.S yang merupakan singkatan dari Kenanga-Aghatis-Mahoni-Puspa-Ulin-Salam, yangmerupakan nama-nama pohon endemik Indonesia," tambahnya.

Disamping itu, tujuan pemanfaatan dan pengembangan sumber daya air di kawasan Kampus UI Depok memiliki fungsi sebagai lembah di kawasan Kampus UI Depok sebagai sarana penampung air untuk mendukung upaya pemerintah dalam penataan kembali fungsi situ-situ atau danau-danau di wilayah Botabek guna memperbesar kapasitas resapan air tanah di daerah sekitarnya, dengan cara membendung.
"Kami mengoptimalkan upaya pengelolaan sumberdaya air di dan sekitar Kampus UI Depok, dengan cara mengaitkari sistem tata air kawasan kampus dengan sistem tata air terpadu DAS Ciliwung-Cisadane," ungkapnya.
Tidak hanya itu, tujuan pemanfaatan Danau KAMPUS memiliki kelebihan seperti sarana resapan air tanah, sarana pengendali banjir, pendukung hutan kampus, sarana pendidikan dan riset.
Tak jarang danau UI juga banyak dimanfaatkan sebagai sarana olah-raga dan rekreasi warga di dan sekitar Kampus UI Depok, serta komponen lansekap yang menambah keasrian lingkungan, kesegaran suasana dan kesejukan udara di sekitarnya.
Menyadari bahwa setiap aktivitas, kegiatan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, baik dampak yang terjadi bersifat positif ataupun bersifat negatif, maka dilakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi kualitas lingkungan Kawasan Kampus Universitas Indonesia.
"Kami melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi kualitas lingkungan dilakukan setiap 6 bulan sekali. Bagian dari pelaporan pemantauan dan evaluasi RKL-RPL Kawasan Kampus UI," sambungnya.
Untuk Penggunaan air bersih sebagian besar (sekitar 96 persen) disuplai dari PDAM Kota Depok. Rata-rata penggunaan air bersih bulanan rata-rata sekitar 20.000 hingga 24.000 m3.
"Penggunaan air tanah (sekitar 4 persen) hanya sebagai cadangan, yang ditampung di menara air dengan kapasitas 900 m3, dan disalurkan melalui sistem jaringan air bersih sepanjang 4 km dengan debit 10 liter per detik," paparnya.

Univeristas UI juga rutin melakukan perawatan saluran drainase dan bak kontrol, yang di alirkan ke sistem drainase yang terintegrasi dengan situ-situ di dalam areal kampus UI Depok. Meminimumkan timbulnya air limbah pada sumbernya dengan cara meningkatkan efisiensi penggunaan air.
"Melakukan penghematan penggunaan air bersih secara menyeluruh pada kegiatan-kegiatan yang menggunakan air bersih. Membuat promosi dan rambu-rambu tentang cara menghemat air dan penyelamatan sumber daya air bersih," ungkapnya.
Perawatan saluran drainase dan bak kontrol, yang di alirkan ke sistem drainase yang terintegrasi dengan situ-situ di dalam areal kampus UI Depok. Meminimumkan timbulnya air limbah pada sumbernya dengan cara meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Melakukan penghematan penggunaan air bersih secara menyeluruh pada kegiatan-kegiatan yang menggunakan air bersih. "Membuat promosi dan rambu-rambu tentang cara menghemat air dan penyelamatan sumber daya air bersih," tuturnya.

