
Asisten Deputi Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi Muksin (dua dari Kiri). (FOTO: Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakarta - Kementerian bidang Perekonomian menyampaikan perkembangan mengenai Satelit Indonesia Raya (SATRIA-1) atau satelit multifungsi Satria memiliki teknologi mutahir Very High-Throughput Satellite (VHTS). Satelit ini dapat menggambarkan seluruh wilayah di Indonesia.
"Saat ini satelit multifungsi satria ini dilengkapi 11 stasiun bumi yang pusatnya berada di Cikarang. Sedangkan sisanya tersebar di seluruh wilayah di Indonesia seperti Batam, Jayapura, dan Manokwari," kata Asisten Deputi Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi Muksin ditemui di Kantor Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Muksin mengatakan diharapkan Januari 2024, satelit ini sudah mulai beroperasi di beberapa titik layanan publik.
"Jadi titik layanan publik di bidang pendidikan, kesehatan, dan sebagainya," ujarnya.
Lebih lanjut, Muksin mengaku untuk pemenuhan titik layanan ini itu butuh waktu tidak bisa, dan ada sedikit kendala. Salah satunya ketersediaan listrik serta internet ini harus ada di beberapa daerah yang belum memiliki listrik.
"Pemerintah akan cari caranya membantu memikirkan strategi mitigasi risiko bencana terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Jadi kalau psn sudah jelas kawasan ini berbagai macam," tuturnya.
Selain itu, Muksin menuturkan ada dua literatur yang bisa dirujuk ketika bicara tentang bencana yang pertama itu bisa didownload di internet laporan world economic forum.
"Tahun in isudah terbit jadi forum ini biasanya itu dalam laporan tahunannya itu menjelaksanan risiko global yang dihadapi dunia internasional catatan kami menurut report 2023 dalam 10 tahun ke depan, kami catat ini ada 4 risiko yang terkait lingkungan hidup dan perubahan iklim," imbuhnya.
Sebagai informasi, Satelit Republik Indonesia (Satria-1) akan diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023 waktu setempat atau 19 Juni 2023 waktu Indonesia.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong menyebut Satelit Satria-1 akan menjadi bagian sejarah dalam peluncuran satelit untuk Indonesia utamanya perkembangan internet dan percepatan transformasi digital di Indonesia.
Sebelumnya dalam riset yang dilakukan pada 2018 BAKTI Kominfo menargetkan dapat memenuhi titik layanan hingga 150.000 titik, namun seiring berjalannya waktu terjadi peningkatan kebutuhan internet masyarakat 4 kali lipat dari 1Mbps menjadi 4-5 Mbps.
Hal ini menyebabkan terjadi penurunan jumlah titik layanan dengan harapan bisa memberikan kecepatan dan layanan maksimal bagi masyarakat dengan kecepatan yang baik.

