Studi: Diabetes Tipe 2 Berdampak pada Tulang Belakang
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: Freepik

Jakarta, tvrijakartanews - Sebuah studi baru mengungkapkan korelasi mengejutkan antara diabetes tipe 2 dan penderitaan nyeri punggung bawah. Peneliti Universitas California-San Diego menemukan bahwa diabetes tipe 2 berdampak pada tulang belakang, khususnya cakram intervertebralis. Studi mereka memberikan wawasan penting mengenai perubahan biomekanik pada cakram tulang belakang pada penderita diabetes tipe 2, yang menghubungkan kondisi tersebut dengan peningkatan risiko degenerasi cakram.

Dilansir dari StudyFinds (16/02/2024) cakram intervertebralis bertindak sebagai bantalan di antara tulang-tulang tulang belakang, memberikan kelenturan dan menyerap guncangan. Namun, pada individu dengan diabetes tipe 2, cakram ini menjadi lebih kaku dan berubah bentuk sebelum waktunya, sehingga mengganggu kemampuannya untuk menangani tekanan secara efektif. Perubahan perilaku cakram ini berkontribusi pada tingginya prevalensi nyeri punggung bawah di antara pasien diabetes, suatu kondisi yang merupakan penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.

Penelitian ini dipimpin oleh Claire Acevedo dari Departemen Teknik Mesin dan Dirgantara di UC San Diego dan Aaron Fields dari Departemen Bedah Ortopedi di Universitas California-San Francisco (UCSF). Penelitian mereka bertujuan untuk menyelidiki sifat biomekanik dari cakram intervertebralis untuk lebih memahami perkembangan degenerasi cakram pada diabetes dan untuk membuka jalan bagi pengembangan pengobatan yang ditargetkan dan tindakan pencegahan.

“Temuan ini memberikan wawasan baru mengenai mekanisme potensial yang mendasari kerusakan jaringan cakram terkait diabetes dan dapat menginformasikan pengembangan strategi pencegahan dan terapi untuk kondisi yang melemahkan ini,” kata para peneliti dalam rilis universitas .

Penelitian berfokus pada mekanisme deformasi skala nano dari fibril kolagen di dalam cakram, yang penting untuk kemampuan cakram dalam menyerap gaya tekan. Sebuah teknik eksperimental yang canggih dengan menggunakan hamburan sinar-x sudut kecil synchrotron (SAXS). Para peneliti mengamati bagaimana fibril kolagen pada tikus sehat berputar dan meregang di bawah kompresi, memungkinkan disipasi energi yang efektif. Sebaliknya, cakram dari tikus dengan diabetes tipe 2 menunjukkan penurunan yang signifikan dalam proses ini, dengan berkurangnya rotasi dan peregangan fibril kolagen, yang menunjukkan berkurangnya kapasitas untuk menahan tekanan.

Selain itu, cakram tikus penderita diabetes menunjukkan peningkatan kekakuan dan konsentrasi ikatan silang non-enzimatik yang lebih tinggi dalam fibril kolagen. Tautan silang ini, akibat hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), membatasi kemampuan fibril untuk saling meluncur, membatasi deformasi plastis cakram dan menjadikannya lebih rapuh dan kurang mampu menangani tekanan mekanis.

Studi yang dipublikasikan di jurnal PNAS Nexus ini menjelaskan betapa rumitnya diabetes tipe 2 dapat merusak jaringan cakram, menekankan terganggunya mekanisme deformasi efisien yang penting untuk kesehatan fungsi tulang belakang. Studi ini menggarisbawahi pentingnya pengelolaan diabetes tidak hanya untuk mengendalikan kadar gula darah tetapi juga untuk mencegah efek melemahkan nyeri pinggang dan degenerasi cakram yang disebabkan oleh diabetes.