
Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Prabowo-Gibran, Anggawira. (Foto: Chaerul Halim).
Jakarta, tvrijakartanews - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming berencana melanjutkan program hilirisasi era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Prabowo-Gibran, Anggawira, rencana hilirisasi paslon nomor urut 2 ini menawarkan cangkupan yang lebih luas, yakni hilirisasi agroindustri.
Alhasil, perluasan hilirisasi di sektor agroindustri ini diharapkan mampu mendorong produk-produk yang bernilai tambah hingga menembus ke pasar internasional.
"Hilirisasi selama ini masih bertitik tumpu di sektor mineral dan batubara. Tetapi ke depannya, hilirisasi menyentuh agroindustri berbasis pedesaan, agromaritim. Sehingga memang produk-produk yang kita miliki sudah bisa menjadi produk-produk olahan dan siap, bukan hanya di pasar domestik tapi di pasar yang lebih luas," kata Anggawira kepada Tvrijakartanews.com di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (22/2/2024).
Selain itu, Anggawira berharap, perluasan program hilirisasi itu juga bisa mendongkrak sektor industri pertanian. Sebab, saat ini bahan baku dari sektor ini masih berasal dari luar negeri atau ekspor.
"Harapannya ke depan bisa menjadi bahan baku setengah jadi dan juga mungkin sudah bisa menjadi produk-produk yang siap digunakan," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Anggawira berpandangan, program makan siang gratis yang dicanangkan Prabowo-Gibran bisa menggerakkan ekonomi lokal dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Namun, ia tak memungkiri bahwa implementasi program makan gratis ini perlu dilakukan terlebih dahulu ujicoba serta pemetaan daerah-daerah prioritas.
"Saya rasa (program makan gratis) ini, program yang sangat konkrit dan terukur tapi memang tentu implementasinya enggak bisa dilakukan dalam sekali langkah. Tapi, perlu diujicobakan dulu, perlu juga kita petakan daerah-daerah prioritas dan juga harus mengakomodasikan kearifan lokal, itu sangat penting," ucap Anggawira.
"Jadi, misalkan, makan siang gratis di Jawa itu kan enggak mungkin sama dengan makan siang gratis di papua atau di daerah lain," tambah dia.

