
Foto: © ChayTee - stock.adobe.com
Jakarta, tvrijakartanews - Sebuah penelitian audit nutrisi terhadap lebih dari 700 makanan nabati yang dijual di supermarket Australia baru saja dipublikasikan. Pra ilmuwan menemukan beberapa produk mengandung garam atau lemak jenuh yang sangat tinggi, sehingga tim tidak berani untuk mengatakan bahwa makanan tersebut sehat dikonsumsi.
Laporan tersebut ditulis oleh Laura Marchese, Mahasiswa PhD di Institut Aktivitas Fisik dan Nutrisi, Universitas Deakin dan Katherine Livingstone , Rekan Kepemimpinan Berkembang NHMRC dan Peneliti Senior di Institut Aktivitas Fisik dan Nutrisi, Universitas Deakin. Mereka melakukan beberapa perjalanan ke supermarket pada tahun 2022.
Laura dan timnya mengunjungi dua dari empat pengecer supermarket besar di Melbourne untuk mengumpulkan informasi tentang beragam alternatif nabati yang tersedia selain daging dan produk susu. Tim memotret produk dan label nutrisi pada kemasan makanan seperti dilansir dari Study Finds edisi (25/02/2024).
Kemudian, tim peneliti menganalisis informasi nutrisi pada kemasan lebih dari 700 produk tersebut. Ini termasuk 236 pengganti daging, 169 kacang-kacangan dan kacang-kacangan, 50 kacang panggang, 157 pengganti susu, 52 pengganti keju, dan 40 yogurt non-susu. Para peneliti menemukan fakta-fakta berikut ini.
Daging nabati ternyata sangat asin
Tim menemukan berbagai macam daging nabati untuk dijual. Maka tidak mengherankan jika peneliti menemukan variasi besar dalam kandungan nutrisinya. Natrium, yang ditemukan dalam garam tambahan dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi, menjadi perhatian terbesar tim peneliti. Kandungan natrium bervariasi dari 1 miligram per 100 gram pada produk seperti tahu, hingga 2.000mg per 100g pada produk seperti produk daging giling nabati.
Ini berarti orang-orang bisa mengonsumsi seluruh asupan natrium harian yang direkomendasikan hanya dalam satu mangkuk daging giling nabati. Audit terhadap 66 produk daging nabati di supermarket Australia yang dilakukan pada tahun 2014 menemukan kandungan natrium berkisar antara 316mg pada produk berbahan kacang-kacangan hingga 640mg pada produk tahu, per 100g. Dalam audit tahun 2019 terhadap 137 produk, kisarannya mencapai 1.200mg per 100g.
Dengan kata lain, hasil audit penelitian kali ini tampaknya menunjukkan tren yang konsisten bahwa daging nabati menjadi lebih asin.
Bagaimana dengan susu nabati?
Sekitar 70% susu nabati yang peneliti audit diperkaya dengan kalsium, nutrisi penting untuk kesehatan tulang. Hal ini merupakan kabar baik karena audit tahun 2019-2020 terhadap 115 susu nabati dari Melbourne dan Sydney menemukan hanya 43% susu nabati yang diperkaya dengan kalsium. Dari susu yang diperkaya dalam audit, hampir tiga perempat (73%) mengandung jumlah kalsium yang direkomendasikan setidaknya 100mg per 100mL.
Peneliti juga melihat kandungan lemak jenuh pada susu nabati. Santan berbahan dasar kelapa rata-rata memiliki kandungan lemak jenuh enam kali lebih tinggi dibandingkan susu almond, oat, atau kedelai. Audit sebelumnya juga menemukan bahwa santan berbahan dasar kelapa memiliki kandungan lemak jenuh yang jauh lebih tinggi dibandingkan semua kategori susu lainnya.
Pandangan pertama tentang alternatif keju dan yogurt
Audit penelitian ini adalah studi pertama yang mengidentifikasi berbagai alternatif keju dan yogurt yang tersedia di supermarket Australia. Kalsium hanya diberi label pada sepertiga yogurt nabati, dan hanya 20% pilihan supermarket yang memenuhi rekomendasi 100mg kalsium per 100g. Untuk keju nabati, sebagian besar (92%) tidak difortifikasi dengan kalsium. Kandungan natriumnya bervariasi dari 390mg hingga 1.400mg per 100g, dan lemak jenuhnya berkisar antara 0g hingga 28g per 100g.
Jadi, apa saja yang harus dipertimbangkan saat berbelanja?
Sebagai prinsip umum, peneliti menyarankan untuk memilih makanan nabati utuh, seperti kacang-kacangan, atau tahu yang belum diolah. Makanan ini kaya akan vitamin dan mineral. Mereka juga tinggi serat makanan, yang baik untuk kesehatan usus dan membuat perut kenyang lebih lama.
Jika memilih makanan olahan nabati, berikut 5 tips memilih pilihan yang lebih sehat.
- Perhatikan natriumnya
- Pilih kacang-kacangan dan polong-polongan kalengan
- Tambahkan bumbu dan rempah ke dalam tahu
- Periksa kalsium
- Perhatikan lemak jenuhnya
Itulah 5 tips untuk memilih makanan olahan nabati yang sehat di supermarket atau swalayan yang direkomendasikan para ilmuwan.

