
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Foto M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurun dalam survei terbaru yang diadakan Indikator Politik Indonesia. Kepercayaan publik terhadap Jokowi sebelum pemilu berada di angka 78,6 persen, sedangkan usai pemilu mengalami tren penuruan menjadi 76,6 persen.
Peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi membeberkan ada dua hal yang menjadi pemicu tren kepercayaan publik terhadap Jokowi menurun. Kedua faktor itu antara lain keadaan ekonomi nasional dan penegakan hukum.
"Lebih banyak di antara responden yang mengatakan kondisi ekonomi nasional itu buruk atau sangat buruk ketimbang yang mengatakan baik atau sangat baik," kata Burhanuddin dalam rilis survei bertajuk Evaluasi Publik atas Pemilu 2024 dan Isu-isu Malpraktik Nasional yang digelar secara daring, Rabu, 28 Februari 2024
Dalam survei yang digelar pihaknya sebelum pemilu, Burhanudin mengatakan banyak responden yang memberikan respon positif atas kondisi ekonomi nasional. Namun, pasca pemilu para responden itu mengatakan ekonomi nasional mulai memburuk.
Menurut Burhanuddin, persepsi ekonomi nasional menjadi salah satu faktor yang turut menentukan. Hal itu menjadi keuntungan bagi calon presiden-wakil presiden atau partai yang terasosiasi dengan pemerintah mendulang suara.
Lebih lanjut, Burhanuddin mengatakan salah satu faktor jawaban responden menjawab kondisi ekonomi buruk karena adanya kenaikan harga beras.
"Jadi, kita saksikan dalam beberapa minggu terakhir justru ada peningkatan persepsi negatif terutama karena kelangkaan harga beras dan peningkatan harga beras," ujar Burhanuddin.
Ia mengatakan hal ini menjadi masukan buat pemerintah untuk kembali menaikan kepercayaan publik terhadap Jokowi yang akan mengakhiri masa jabatannya.
Selain kondisi ekonomi, ia menyebut penegakan hukum juga perlu mendapat perhatian. Sebab, persepsi penegakan hukum nasional dalam survei ini mengalami tren penurunan.
"Ada 76,6 persen masyarakat yang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi hari ini. Kalau kita lihat trennya ada penurunan itu dari 78,6 persen survei telepon kami sebelum pemilu sekarang jadi 76,6 persen. Turun kurang lebih 2 persen," kata Burhanuddin.
Ia mengatakan dalam survei itu pihaknya juga menanyakan alasan masyarakat masih puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi. Hasilnya, responden menyatakan masih puas karena pemerintah banyak memberi bantuan setelah Covid-19. Kemudian, ada 15 persen responden yang menganggap kinerja Jokowi sudah bagus dan orang yang merakyat.
"Tentu kita harus akui tidak semuanya faktor kepuasan itu akibat bansos. Ada kurang lebih sekitar seperempat yang puas terhadap kinerja presiden Jokowi karena dianggap sukses membangun infrastruktur," kata Burhanuddin.
Survei Indikator Politik Indonesia ini dilakukan pada 18-21 Februari 2024 lalu alias usai Pemilu 2024. Survei dilakukan melalui telepon. Target populasi survei warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.