
Foto: Vitalii Rud/iStockphoto/Getty
Jakarta, tvrijakartanews - Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang dengan plak arteri yang mengandung mikroplastik empat kali lebih mungkin terkena serangan jantung atau stroke dibandingkan mereka yang plaknya tidak mengandung plastik. Hal ini menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan penyakit jantung.
Melansir New Scientist (06/03/2024), mikroplastik terbentuk ketika sinar matahari, air, dan zat lain mengikis plastik menjadi pecahan yang panjangnya kurang dari 5 milimeter. Pada ukuran tersebut, partikel dapat masuk ke tubuh dan darah melalui makanan, air, dan bahkan udara yang dihirup.
Francesco Prattichizzo di IRCCS MultiMedica (sebuah rumah sakit di Italia) dan rekan-rekannya mencari bukti adanya mikroplastik pada plak arteri dari 257 orang dewasa. Semuanya menjalani operasi antara Agustus 2019 hingga Agustus 2020 untuk menghilangkan plak dari arteri yang membawa darah ke otak.
Dari penelitian tersebut, analisis kimia mendeteksi plastik di plak dari 150 peserta. Dengan menggunakan mikroskop. Para peneliti juga dapat melihat partikel bergerigi di dalam plak yang menjadi bukti nyata benar adanya mikroplastik. Tim kemudian memantau peserta penelitian hingga Juli 2023 dan menemukan bahwa selama periode tersebut, mereka yang plaknya mengandung mikroplastik memiliki peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian. Rata-rata, mereka empat kali lebih mungkin meninggal atau terkena serangan jantung atau stroke dibandingkan peserta dengan plak bebas plastik. Hal ini menunjukkan bahwa mikroplastik berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular.
Prattichizzo menjelaskan, temuan ini hanya membuktikan adanya hubungan antara mikroplastik dan penyakit jantung, bukan membuktikan bahwa mikroplastik adalah penyebabnya. Dia dan rekan-rekannya tidak dapat mengabaikan kemungkinan adanya faktor perancu lain yang mungkin mendasari hubungan tersebut, seperti pola makan atau polusi udara. Namun, tim peneliti menemukan molekul inflamasi tingkat tinggi pada plak yang mengandung plastik. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa mikroplastik dalam aliran darah memperburuk peradangan, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
“Produksi plastik terus meningkat dan diperkirakan akan terus meningkat, jadi kita harus mengetahui bagaimana dan apakah molekul-molekul ini memengaruhi kesehatan kita,” kata Prattichizzo.
Sementara itu, Tracey Woodruff dari Universitas California, San Francisco berpendapat, “Plastik mengandung banyak bahan kimia berbeda yang kita tahu dapat berdampak buruk terhadap kesehatan, jadi saya tidak terkejut bahwa kita mulai melihat semakin banyak bukti dampaknya terhadap kesehatan,” ujarnya.

