
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Foto M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, mengakui sampai sekarang pihaknya belum ada pembicaraan dengan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka soal pembagian kursi menteri, pasca pelantikan Prabowo-Gibran pada Oktober mendatang. Menurut AHY, sampai sekarang Koalisi Indonesia Maju masih menunggu hasil penghitungan resmi KPU RI, sehingga belum ada pembicaraan tersebut.
"Kita belum ke sana. Kita sama-sama masih menghormati penghitungan suara oleh KPU. Saya tidak ingin tergesa-gesa. Saya rasa Pak Prabowo juga bijak, beliau mengatakan tunggu dulu, bahkan sejak pemilu, sejak 14 Februari belum ada kumpul-kumpul koalisi," kata AHY di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Maret 2024.
Menurut AHY, selaku pimpinan Koalisi, Prabowo memiliki banyak kesibukan. Sehingga, pihaknya dan partai lainnya harus menunggu keputusan Prabowo agar tidak menimbulkan kegaduhan.
"Kita menghormati, masing-masing partai juga punya tugas mengawal suaranya, ada pilegnya. Dan pada saatnya tentu Pak Prabowo akan mengundang para ketum parpol, termasuk Demokrat," kata AHY.
Meski begitu, AHY tetap yakin partainya bakal menjadi salah satu partai yang akan berpartisipasi dalam pemerintahan. Meski sudah yakin, ia tak spesifik menyebut Partai Demokrat bakal menempati kursi apa di pemerintahan nanti.
Bersyukur Kembali ke Pemerintahan
Dalam kesempatan itu, AHY menyampaikan dirinya bersyukur partainya bisa kembali ke pemerintahan setelah sebelumnya sudah menjadi oposisi hampir 10 tahun. Meski singkat, AHY menyatakan partainya optimistis bisa berkontribusi banyak pada pemerintahan saat ini.
Adapun AHY baru saja dilantik oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Durasi habatan AHY di kursi menteri terbilang singkat karena Presiden Jokowi bakal lengser pada Oktober 2024.
"Setelah 9 tahun 4 bulan kurang lebih berada di luar pemerintahan. Kita ketika itu berperan sebagai sebuah kekuatan oposisi, dan tentunya ketika itu tidak ada pilihan lain bagi kita menjalankan peran seperti itu. Dan kita berperan sebagai oposisi yang baik, yang bertanggung jawab, yang peduli ingin negaranya baik, ingin pemerintahannya juga sukses, ingin rakyatnya sejahtera," kata AHY.
Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan ketika masih berada di oposisi, Partai Demokrat hanya bisa menyampaikan masukan ke pemerintah secara terbatas. Partai, kata AHY, hanya bisa mengingatkan dan mengkritik tanpa bisa mengeksekusi.
"Hanya mereka yang berada di lembaga eksekutif yg bisa mengeksekusi kebijakan dan program-program pro rakyat yang sebetulnya selama ini juga Demokrat perjuangkan. Jadi kalau melihat itu semuanya, melihat suka-duka, jatuh-bangun Demokrat, 9 Tahun 4 bulan terakhir ini kita harus mensyukuri posisi kita hari ini," kata AHY.
Meski bakal cuma menjabat selama 8 bulan, AHY tetap bersyukur dan menyatakan bakal bekerja maksimal. Menurut waktu yang sempit ini justru merupakan waktu paling krusial, sebab akan terjadi masa transisi di pemerintahan. Sehingga, pihaknya harus memastikan seluruh program Presiden Jokowi tuntas dan bisa dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya.

