Salah satu karya yang dipamerkan dalam pameran bertajuk Keteladanan Bung Hatta, yang digelar di Kompleks Makam Bung Hatta, TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2024). (Foto: Chaerul Halim).
Jakarta, tvrijakartanews - Putri kedua Wakil Presiden Pertama Indonesia Mohammad Hatta (Bung Hatta), Gemala Rabi'ah Hatta mengenang sosok sang ayah semasa hidupnya.
Bagi Gemala, sang ayah yang memiliki prinsip yang tak bisa ditawar, salah satunya berkaitan tentang pemisahan antara urusan pribadi dengan urusan negara.
Sikap Hatta yang demikian itu pun pernah dialami Gemala ketika menimba ilmu melalui beasiswa Colombo Plan di School of Medical Record Administration, Sydney, Australia Circa 1976.
Sebagai mahasiswi di negeri orang yang tak punya cukup uang, Gemala muda harus mencari uang tambahan dengan menjadi juru ketik di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney, Australia.
"Saya mendapatkan beasiswa ke Australia dan tentu saja keuangan tidak terlalu banyak. Jadi, saya nyambi karena ayah enggak mengirimkan saya uang," kata Gemala saat membagikan kenangannya dalam pameran arsip bertajuk Keteladanan Bung Hatta di Kompleks Makam Bung Hatta, TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2024).
Selama bekerja sampingan di KJRI, Gemala mengakui bahwa pendapatannya cukup lumayan. Gemala bahkan bisa sembari mengetik surat yang akan dikirimkan ke Hatta di Tanah Air.
Sebelum mengirim surat melalui via pos, Germala menyiapkan surat itu dengan balutan amplop serta cap KJRI. Langkah itu dilakukannya agar surat tersebut cepat sampai di tangan Hatta.
"Makanya, saya pakai amplop KJRI ini tanpa berfikir panjang. Terus, kalau pakai ini (amplop KJRI) sampai di Jakarta lebih cepat karena kantor pos itu kalau amplopnya pakai logo organisasi bakal dipercepat pengirimannya. Apalagi, ini logo anaknya dari Deplu," kata Gemala.
"Jadi kirim surat kepada Bung Hatta pakai logo, lebih cepat daripada pakai perangko Australia itu bisa sampai tiga minggu," sambungnya, menjelaskan.
Singkat cerita surat itu diterima Hatta. Sang ayah lantas mengirimkan surat balasan dari Jakarta, tetapi terdapat kalimat penutup untuk memperingatkan Gemala tentang prinsip pemisahan urusan pribadi dengan urusan negara.
Berikut kutipan isi penutup surat Bung Hatta kepada Gemala:
Ada satu ayah yang mau peringatkan kepada Gemala, kalau menulis surat kepada ayah dan lain-lainnya, janglah dipakai surat Konsulat Jenderal RI. Surat-Surat Gemala kan urusan pribadi, bukan surat dinas. Jadinya tidak baik dipakai surat Konsulat itu.
Mendapat peringatan itu, Gemala lantas meminta maaf kepada Hatta karena telah melanggar prinsip tersebut.
"Saya meminta maaf kepada ayah. Meskipun itu saya hanya memakai selembar amplop tapi membuat ayah marah," kenang Gemala.