Neraca Perdagangan Surplus USD0,87 Miliar, Kemenkeu Awasi Perlambatan Ekonomi Global
NewsHotEkonomi
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Gedung Kemenkeu. (Tankap layar laman resmi Kemenkeu)

Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Keuangan terus mengawasi dampak perlambatan ekonomi Global dengan menjaga perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan bulan Februari melanjutkan surplus sebesar USD0,87 miliar.

"Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari hingga Februari 2024 mencapai USD2,87 miliar," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dikutip dalam laman resmi Kemenkeu, di Jakarta, Senin (18/3/2024).

Febrio mengatakan berlanjutnya surplus neraca perdagangan mencerminkan posisi eksternal Indonesia yang masih cukup resilien di tengah gejolak perekonomian global yang masih tinggi.

"Kendati demikian, pemerintah akan terus mengantisipasi risiko global yang ada untuk memitigasi dampaknya pada ekonomi nasional,” ujarnya.

Menurutnya, adapun nilai ekspor Indonesia pada Februari 2024 mencapai USD19,31 miliar, turun sebesar 9,45 persen (year on year/yoy). Penurunan tersebut terutama bersumber dari ekspor nonmigas sebesar 10,15 persen (yoy), akibat penurunan ekspor batubara, besi dan baja, serta minyak sawit.

"Moderasi harga komoditas dan penurunan volume perdagangan global menjadi penyebab menurunnya ekspor nonmigas Indonesia," jelasnya.

Secara sektoral, kata Febrio, penurunan terjadi pada ekspor produk industri pengolahan sebesar 11,49 persen (yoy) serta sektor pertambangan dan lainnya sebesar 7,54 persen (yoy).

"Sementara, sektor pertanian tumbuh 16,91 persen (yoy). Secara kumulatif, total ekspor pada periode Januari hingga Februari 2024 mencapai USD39,80 miliar," imbuhnya.