Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Hidup untuk Pertama Kalinya
NewsHotTekno & Sains
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: Michelle Rose/RSUD UMUM MASSACHUSETTS

Jakarta, tvrijakartanews - Para ahli bedah telah berhasil mentransplantasikan ginjal babi ke seorang pria berusia 62 tahun yang menderita penyakit ginjal stadium akhir. Penerimanya, Richard Slayman, dalam kondisi pulih dengan baik dan diperkirakan akan segera keluar dari rumah sakit, hanya beberapa hari setelah operasi.

Dilansir dari New Scientist edisi 21 Maret 2024, ini adalah pertama kalinya ginjal babi ditransplantasikan ke manusia hidup, sehingga hal ini menjadi tonggak penting dalam bidang xenotransplantasi, atau transfer organ hewan ke manusia.

Tatsuo Kawai di Rumah Sakit Umum Massachusetts dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa keberhasilan transplantasi ini adalah puncak dari upaya ribuan ilmuwan dan dokter selama beberapa dekade.

“Harapan kami adalah pendekatan transplantasi ini akan memberikan bantuan kepada jutaan pasien di seluruh dunia yang menderita gagal ginjal,” kata Kawai.

Namun sebenarnya, ini bukanlah transplantasi ginjal babi ke manusia yang pertama. Prosedur ini telah dilakukan sebanyak lima kali di masa lalu, semuanya dilakukan pada orang yang dinyatakan mati otak dan masih menggunakan alat bantu hidup. Yang terbaru terjadi pada Juli 2023 oleh Robert Montgomery di NYU Langone Health dan rekan-rekannya. Ginjal tersebut berfungsi selama lebih dari sebulan tanpa tanda-tanda penolakan atau infeksi.

Kawai dan rekan-rekannya melakukan operasi pada 16 Maret. Prosedurnya berlangsung selama 4 jam, dan ginjal mulai memproduksi urin dan produk limbah kreatinin segera setelahnya, menurut laporan The New York Times . Slayman juga mampu menghentikan dialisis, yang merupakan indikasi lebih lanjut dari berfungsinya ginjal dengan baik.

Organ tersebut disediakan oleh perusahaan farmasi eGenesis, yang membiakkan babi yang telah direkayasa secara genetik untuk membawa gen manusia tertentu dan tidak memiliki serangkaian gen babi tertentu yang berbahaya bagi manusia. Modifikasi genetik ini mengurangi kemungkinan penolakan transplantasi, ketika sistem kekebalan menyerang organ dan menyebabkan kegagalannya. Slayman juga menerima campuran obat penekan kekebalan untuk menurunkan risiko ini. Sejauh ini belum ada tanda-tanda penolakan dan Slayman sudah bisa berjalan sendiri. Dokter yang merawat Slayman berharap bisa segera mengeluarkannya dari rumah sakit.

Menurut informasi, Slayman menderita diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal. Ia sebelumnya pernah menerima ginjal manusia dari donor pada Desember 2018. Namun, organ tersebut menunjukkan tanda-tanda kegagalan sekitar lima tahun kemudian. Dia memulai cuci darah pada Mei 2023, namun mengalami komplikasi sehingga memerlukan kunjungan ke rumah sakit setiap dua minggu. Hal ini berdampak serius pada kualitas hidupnya saat ia menunggu transplantasi kedua.

Lebih dari 100.000 orang di AS sedang menunggu transplantasi organ, 17 di antaranya meninggal setiap hari. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengizinkan transplantasi eksperimental untuk Slayman karena kurangnya pilihan pengobatan lain.

“Saya melihatnya bukan hanya sebagai cara untuk membantu saya, tetapi juga sebagai cara untuk memberikan harapan bagi ribuan orang yang membutuhkan transplantasi untuk bertahan hidup,” kata Slayman dalam sebuah pernyataan.

Hanya dua orang lainnya yang telah menjalani xenotransplantasi, keduanya menerima jantung babi hasil rekayasa genetika. Yang pertama, seorang pria bernama David Bennett , meninggal dua bulan kemudian, kemungkinan karena komplikasi dari virus babi yang disebut porcine cytomegalovirus. Oleh karena itu, para ilmuwan secara genetis menonaktifkan virus ini dan virus serupa pada babi asal ginjal Slayman. Penerima kedua, seorang pria bernama Lawrence Faucette, meninggal karena penolakan transplantasi enam minggu kemudian.