
Suasana iskusi pentingnya mengembangkan potensi maritim di Indonesia oleh TKN Fanta Prabowo-Gibran. Foto M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Komandan Fanta TKN Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan menilai konsep negara maritim harus terus dibesarkan oleh Indonesia. Sebab, menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar dari aspek laut.
"Negara maritim adalah gagasan yang harus terus dihidupkan, karena tidak bisa menafikan negara kita potensinya sebagai negara maritim," kata Arief di FantaHQ Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Maret 2024.
Ia memaparkan aspek maritim di Indonesia bisa meliputi pertambangan laut hingga perikanan. Dari sektor ini, keuntungan yang bisa diraih negara melebihi USD 27 miliar per tahun.
Oleh karena itu, ia menilai konsep negara maritim yang juga didengungkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi harus mampu diimplementasikan dengan baik. Dengan begitu, lanjut dia, perekonomian Indonesia bisa meningkat.
"Kita, kadang-kadang problemnya birokrasi, gagasan Jokowi belum ter-delivery dengan baik secara birokrasi. Jadi banyak sekali potensi yang tentu bisa lebih memahami. Kadang-kadang kita terdegradasi dengan urusan-urusan yang tidak fokus kepada agenda utama kita," jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Fanta Maritim TKN Prabowo-Gibran, Makbul Ramadhani mengatakan, maritim bisa menambah ekonomi Indonesia secara signifikan. Oleh karena itu, Jokowi selalu mengatakan bahwa laut adalah masa depan Indonesia.
"Yang melintas di Selat Malaka itu 80 ribu kapal per tahun. Kita belum optimal memanfaatkan strategis ini. Kita sedang menyusun naskah harus ada pelabuhan internasional di Selat Malaka itu karena selama ini hanya dimanfaatkan oleh Singapura," kata Makbul.
Ia mendorong adanya pembangunan pelabuhan internasional di Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang jalur perdagangan menuju Samudera Atlantik. Kemudian pembangunan pelabuhan di Selat Malaka sebagai pintu gerbang menuju Asia atau Eropa.
"Kita tahu betul pikiran Prabowo-Gibran mendengungkan kemandirian, mau tidak mau kalau kita mau berdikari dari segi port di negeri ini maka kita harus membangun pelabuhan internaisonal di Selat Malaka dan Sulawesi Utara," pungkasnya.

