
Dokumentasi Humas Pemkot Tangerang. Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kota Tangerang dr. Marcellinus Maharsidi, Sp. PD.
Tangerang, Tvrijakartanews. - Saat menjalani puasa Ramadan, tak jarang asam lambung naik karena asupan makanan yang tak dijaga saat sahur atau berbuka. Hal ini tentunya dapat mengganggu aktivitas, juga sebagian terpaksa membatalkan puasa.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kota Tangerang dr. Marcellinus Maharsidi mengatakan, bahwa terdapat dua tipe asam lambung, yakni tipe fungsional yakni setelah melewati berbagai pemeriksaan tidak ditemukan kelainan yang signfikan. Sedangkan tipe organik itu disebabkan seperti lambung iritasi, dan gerd. Masyarakat Indonesia sendiri rata-rata 70-80 persen menderita asam lambung fungsional.
“Penyebab asam lambung naik saat menjalani puasa adalah akibat kondisi perut yang kosong seharian, sedangkan perut tetap memproduksi asam. Hal itulah yang menyebabkan asam lambung meningkat hingga terasa sesak, mual dan tidak enak di tenggorokan. Apabila penyakit asam lambung mulai terasa saat menjalani puasa, bisa diredakan tanpa harus membatalkan puasa,” terangnya.
Ia pun mengungkapkan, meredakan asam lambung ketika puasa dapat dilakukan dengan berbaring dan tinggikan kepala menggunakan tumpukan bantal, lalu longgarkan pakaian agak tidak terlalu sesak. Selain itu, bisa juga dengan tidur menghadap ke kiri untuk mencegah lambung semakin naik ke kerongkongan.
“Apabila saat buka puasa tiba, pastikan memilih menu buka puasa yang sehat seperti minum air putih dan makan kurma. Saat mengonsumsi makanan berat, kunyah secara perlahan dan hindari mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, pedas, gorengan dan bersantan,” ujar dr. Marcel.
Tak hanya itu, dr. Marcel juga berpesan agar tetap memperhatikan asupan makanan yang baik, memberi jeda 2-3 jam antara selesai makan ke waktu tidur. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, bersoda, serta kandungn kafein. Segera periksa ke dokter apabila asam lambung semakin mengganggu aktivitas untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menjelaskan, masyarakat harus tetap menerapkan ‘Isi Piringku’ saat sahur dan berbuka puasa, yaitu satu porsi makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan dan sayuran dengan porsi yang tepat.
“Diiringi dengan cuci tangan teratur, aktivitas fisik 30 menit, dan minum air putih 8 gelas per hari,” katanya.
Selain itu, kata dr. Dini, masyarakat juga harus tetap memperhatikan kadar konsumsi gula, garam dan lemak per harinya. Anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10 persen dari total energi 200 kalori atau setara dengan gula empat sendok makan per orang per hari atau 50 gram.
Anjuran konsumsi garam adalah 2000mg natrium setara dengan garam satu sendok teh atau lima gram. Sedangkan lemak anjuran konsumsi lemak 20 sampai 25 persen dari total energi 702 kalori atau setara dengan lima sendok makan per orang per hari atau 67 gram.
“Masyarakat juga harus paham, minum kopi saat sahur dapat mengakibatkan dehidrasi. Karena, kopi mengandung kafein bersifat diuretik, yakni meningkatkan produksi buang air kecil. Ketika orang sering buang air kecil selama puasa, ini dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi,” jelasnya.

