Minyak Goreng yang Dipakai Berulang Kali Dapat Sebabkan Gangguan Neurologis
NewsHotTekno & Sains
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: Dari Poomipat/Shutterstock.com

Jakarta, tvrijakartanews - Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa mengonsumsi minyak goreng bekas dapat menyebabkan tingkat degenerasi saraf yang lebih tinggi pada tikus dan keturunannya. Praktik memanaskan kembali minyak yang telah dipakai untuk menggoreng kembali adalah hal yang umum di rumah dan restoran di seluruh dunia. Temuan penelitian ini dapat berdampak besar pada kesehatan manusia.

Menggoreng melibatkan merendam makanan sepenuhnya dalam minyak panas dan merupakan teknik memasak yang sangat populer yang dapat digunakan untuk menyiapkan segala sesuatu mulai dari donat hingga falafel. Sayangnya, camilan lezat yang dihasilkan dari penggorengan telah dikaitkan dengan berbagai penyakit termasuk kanker dan diabetes.

“Menggoreng dengan suhu tinggi telah dikaitkan dengan beberapa gangguan metabolisme, namun belum ada penelitian jangka panjang mengenai pengaruh konsumsi minyak goreng dan dampak buruknya terhadap kesehatan,” jelas penulis studi Kathiresan Shanmugam dalam sebuah pernyataan dilansir dari ifl science.

Bahaya ini diperkirakan akan semakin besar jika minyak digunakan kembali, karena pemanasan yang berulang-ulang akan menghancurkan antioksidan dan komponen sehat lainnya yang terkandung dalam minyak, sekaligus menambahkan senyawa berbahaya seperti lemak trans dan peroksida. Namun hingga saat ini, dampak dari konsumsi minyak daur ulang belum diteliti dengan baik.

“Sepengetahuan kami, kami adalah orang pertama yang melaporkan bahwa suplementasi minyak goreng dalam jangka panjang meningkatkan degenerasi saraf pada keturunan generasi pertama," tutur Kathiresan.