
Direktur Tipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol Nunung Syaifuddin saat memberikan keterangan didampingi Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko
Jakarta, tvrijakartanews - Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) memberikan imbauan kepada seluruh pengusaha atau pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia tidak berbuat curang.
Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Nunung Syaifuddin menyampaikan amanah dari pimpinan Polri untuk menindak tegas pengelola SPBU yang berlaku curang memanfaatkan momentum menjelang Hari Raya IdulFitri.
“Polri mengingatkan kepada para seluruh pengelola SPBU untuk tidak memanfaatkan menjelang hari raya ini mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara yang curang,” ujar Syaifuddin seperti dikutip Senin (1/4/2024).
“Manakala kita temukan hal tersebut, maka kami tidak akan segan-segan untuk melakukan penegakan hukum secara tegas,” sambungnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan pihaknya yakni dengan memerintahkan seluruh jajaran Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda se-Indonesia untuk mengecek dan mengawasi operasional SPBU yang ada di wilayahnya masing-masing.
“Bilamana masih terjadi hal yang sama dengan modus mungkin berbeda, ada beberapa modus yang berbeda Selain yang sudah kita temukan, perintahnya hanya satu, lalukan penindakan dengan tegas dan terukur,” tegasnya.
Dittipidter Bareskrim Polri sebelumnya mengungkap praktik tindak pidana pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite menjadi Pertamax di 4 SPBU dengan menetapkan 5 orang sebagai tersangka.
Lima tersangka tersebut yakni RHS (49), AP (37), DM (41), RY (24), dan AH (26) dari 4 SPBU di Kecamatan Karang Tengah dan Pinang, Tangerang, serta di Kebon Jeruk Jakarta Barat dan Cimanggis Depok dengan total barang bukti yang disita dari 4 SPBU tersebut yaitu 29.046 liter BBM Pertamax yang diduga palsu.
“Modus operandi para pelaku ini hampir sama, yaitu mencampurkan bahan berupa minyak subsidi Pertalite, kemudian diberi pewarna hijau dengan yang mirip dengan Pertamax, sehingga komposisinya 10.000 liter pertalite dibanding 10.000 liter Pertamax per pemesanan atau per PO, dan kemudian diberikan zat pewarna sehingga warnanya Pertalite ini mirip dengan pertamax, lalu dijual dengan menggunakan harga Pertamax,” ujar Syaifuddin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis (28/3/2024).

