
Gunungapi Marapi. (Tangkap layar magma.esdm.go.id)
Jakarta, tvrijakartanews - Gunungapi Marapi masih menunjukkan adanya tanda-tanda aktivitas vulkanik yang tergolong cukup tinggi dan potensi erupsi/letusan masih ada meskipun bersifat fluktuatif. Hal ini sebagaimana menurut hasil evaluasi pengamatan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per tanggal 1 - 7 April 2024 yang dirilis pada Senin (8/4/2024).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan menurut catatan evaluasi tersebut, jika pasokan magma dari kedalaman berlangsung kembali dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek.
“Sedangkan untuk potensi atau ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin,” kata Muhari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/4/2024).
Muhari menjelaskan material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunungapi Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan.
“Oleh karena itu terdapat potensi bahaya aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunungapi Marapi,” tuturnya.
Dikatakan Muhari, fenomena banjir lahar yang disebutkan dalam hasil evaluasi PVMBG sebelumnya telah terjadi belum lama ini, yakni pada Jumat (5/4/2024).
“Fenomena itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah puncak atau hulu-hulu sungai yang menjadi aliran lahar,” ucapnya.
Pada saat sebelum kejadian, kata Muhari, Pos Pengamatan Gunungapi Marapi telah memberikan laporan sebagai peringatan dini bahwa secara visual puncak gunungapi atau kawah tidak terlihat karena tertutup kabut dan awan mendung yang kemudian terjadi hujan pada pukul 12.00 WIB.
“Selang beberapa jam kemudian, banjir lahar terjadi dan dilaporkan oleh beberapa masyarakat forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), relawan dan instansi gabungan yang tersebar di beberapa wilayah,” jelasnya.
Dia menambahkan pada hari Jumat (5/4/2024), pukul 15.10 sungai yang mengalir di antara Nagari Bukik Batabuah dan Sungai Pua terjadi banjir lahar dari puncak gunungapi Marapi.
“Aliran sungai itu terpantau sangat deras berwarna cokelat kehitaman diduga membawa material vulkanik,” ungkapnya.
Kondisi serupa juga dilaporkan terjadi di Sungai Batang Sabu, yang mana tingginya intensitas curah hujan di wilayah hulu memicu terjadinya banjir lahar.
“Kemudian juga Sungai Batang Aia Katiak yang berlokasi di Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Ampek Angkek termasuk beberapa wilayah di Sungai Pua, Kabupaten Agam,” imbuhnya.

