
Foto: Sang-Woo Kim/Universitas Yonsei di Korea Selatan
Jakarta, tvrijakartanews - Berjalan kaki selama 10 menit dapat menghasilkan listrik statis yang cukup untuk menyalakan alat pemurni air tanpa baterai, yang dapat sangat membantu saat terjadi bencana atau di wilayah yang kekurangan akses terhadap air bersih dan pasokan listrik yang stabil.
“Pendekatan desinfeksi air kami sangat penting bagi masyarakat di daerah tertinggal, daerah terpencil, daerah bencana dan daerah konflik yang tidak memiliki infrastruktur sanitasi yang memadai,” kata Sang-Woo Kim dari Universitas Yonsei di Korea Selatan dilansir dari new scientist edisi (12/04).
Kim dan rekan-rekannya mengambil botol air berukuran 500 mililiter yang dapat digunakan kembali dan memasang elektroda polimer di dalamnya yang menggabungkan serangkaian nanorod yang terbuat dari polimer penghantar Polypyrrole. Nanorod tersebut memusatkan muatan elektrostatik yang terakumulasi pada tubuh manusia selama berjalan untuk menciptakan medan listrik yang cukup kuat untuk membunuh atau menonaktifkan bakteri dan virus.
Sepotong kecil aluminium foil yang ditempelkan di bagian luar botol berfungsi sebagai titik pegangan, sekaligus mengumpulkan listrik statis dari tangan orang tersebut, yang kemudian dialirkan melalui kawat tembaga untuk mencapai elektroda di dalam botol. Pengujian menunjukkan bahwa metode berjalan kaki ini dapat sepenuhnya mendisinfeksi air sungai yang mengandung bakteri dan virus dalam waktu 10 menit dan terkadang lebih cepat jika orang yang memegang botol mempercepat kecepatan berjalannya.
Zheng-Yang Huo dari Renmin University of China, salah satu penulis studi tersebut mengatakan pilihan alas kaki mempengaruhi jumlah muatan elektrostatik yang diperoleh dari gesekan antara bahan sepatu dan tanah. Sepatu yang terbuat dari polikarbonat, karet, dan polivinil klorida (PVC) menghasilkan keluaran listrik yang jauh lebih tinggi dibandingkan sepatu yang terbuat dari kulit. Kondisi yang sangat lembab juga dapat mengurangi efektivitas metode ini.
Namun, swasembada metode disinfeksi air ini dan perkiraan biaya yang kurang dari $2 per botol terbukti sangat berharga dalam skenario di mana masyarakat kekurangan pasokan air bersih dan listrik yang stabil. Tim tersebut sekarang fokus pada pengembangan proses manufaktur nanorod yang lebih efisien.
“Kami berencana mengembangkan teknologi yang layak secara komersial untuk wadah portabel yang terjangkau dan berkelanjutan untuk pemurnian air,” kata Huo.

