Peringatan WHO: Penyebaran Flu Burung ke Manusia Merupakan Kekhawatiran Besar
NewsHotTekno & Sains
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: David Tadevosian/Shutterstock.com  

Jakarta, tvrijakartanews - World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia telah menyuarakan keprihatinan mengenai penyebaran flu burung H5N1, yang semakin banyak menginfeksi spesies non-unggas sehingga meningkatkan risiko penularan ke manusia, yang angka kematiannya sangat tinggi.

Melansir ifl science kepala ilmuwan badan kesehatan Jeremy Farrar kepada wartawan di Jenewa mengatakan, “Saya pikir, hal ini masih menjadi kekhawatiran yang sangat besar,” katanya pada Kamis (18/04/2024).

Flu burung biasanya menyebar pada burung, namun bisa juga menular ke hewan lain, termasuk manusia. Dalam beberapa bulan terakhir kita telah melihat laporan infeksi pada sapi, kambing, dan bahkan beruang kutub. Menurut Farrar, varian H5N1 telah menjadi pandemi zoonosis hewan global.

“Tentu saja, kekhawatiran terbesarnya adalah ketika virus tersebut menginfeksi bebek dan ayam virus tersebut berevolusi dan mengembangkan kemampuan untuk menginfeksi manusia. Dan yang terpenting adalah kemampuan untuk menularkan penyakit dari manusia ke manusia,” tambahnya, berdasarkan laporan PBB .

Wabah yang terjadi saat ini dimulai pada tahun 2020 dan telah mengakibatkan kematian puluhan juta unggas, serta burung liar di seluruh dunia, mulai dari elang botak di Amerika Utara hingga penguin di Antartika.

Baru-baru ini, virus ini terdeteksi pada sapi domestik di AS, dan awal bulan ini dilaporkan bahwa seseorang di Texas dinyatakan positif mengidap H5N1 setelah melakukan kontak dengan sapi perah yang diduga terinfeksi. Ini merupakan orang kedua yang dilaporkan positif mengidap flu burung H5N1 di AS, kasus pada manusia sebelumnya terjadi di Colorado pada tahun 2022. Sebelum kasus di Texas, kasus pada manusia terbaru terjadi pada bulan Maret tahun ini di Vietnam.

Di seluruh dunia, total 889 kasus dan 463 kematian telah dilaporkan antara tahun 2003 dan 1 April 2024, menurut WHO . Hal ini menjadikan tingkat kematian kasus sebesar 520%. Penyebaran mamalia, Farrar memperingatkan, sangat memprihatinkan. Ketika “Anda memasuki populasi mamalia, maka Anda semakin dekat dengan manusia,” katanya, seraya menambahkan bahwa “virus ini hanya mencari inang baru.”

Untungnya, belum ada bukti bahwa H5N1 menyebar antarmanusia dan upaya untuk mengembangkan vaksin dan terapi sudah dilakukan.

“Kita harus memastikan bahwa jika H5N1 benar-benar menular ke manusia melalui penularan dari manusia ke manusia, kita berada dalam posisi untuk segera merespons dengan memberikan akses yang adil terhadap vaksin, terapi, dan diagnostik,” tambah Farrar.