
Dokumentasi : Isty/TVRI. Dirjen Bea Cukai, Askolani meninjau proses sortir barang kiriman dari luar negeri di DHL Express Service Point, Bandara Soekarno Hatta
Tangerang, tvrijakaratnews - Jumlah kiriman barang dari luar negeri diklaim menurun sejak akhir tahun 2023 atau sejak berlakunya Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 1998 Tahun 2023. Adapun barang kiriman dari luar negeri yang bisa masuk ke Indonesia merupakan barang di bawah 100 US Dollar atau sekitar Rp1,5juta.
"Tahun lalu, dibawah 3 dolar masih masuk, ini tujuannya untuk mengendalikan barang impor mendukung industri kita tumbuh kembang kompetitif dan barang UMKM kompetitif maka pemerintah melakukan pembatasan barang murah bisa diproduksi di dalam negeri tidak harus impor, ini melindungi industri dalam negeri agar bisa kompetitif," ungkap Askolani, Selasa (30/4/2024).
Sejak adanya aturan baru tersebut, jumlah barang kiriman dari luar negeri terus turun. Sebelumnya, jumlah barang kiriman bisa mencapai 5 juta paket setiap bulan, saat ini jumlahnya hanya sekitar 1 juta perbulan. Askolani mengatakan hal ini bisa menjadi perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang lebih memilih membeli barang lokal.
"Sampai September 2023 volume barang kiriman 5juta perbulan, 50-60juta pertahun. Jumlahnya turun hanya 1jt di bulan Oktober 2023 dan pada November efektivitas semakin terlihat tinggal 400-300 ribu itu konsisten dengan saat ini. Dampak positif dengan pengaturan itu," jelasnya.
Turunnya volume barang kiriman dari luar negeri ini tidak mempengaruhi nilai devisa yang diterima Pemerintah Indonesia. Nilai devisa masih terbilang stabil di angka USD40 juta, dan sebelumnya sekitar USD50 juta sampai USD60 juta.
"Volume turun banyak barang tapi devisa tidak banyak berubah. Kebijakan itu memberikan sinyal positif," tuturnya.
Adanya perubahan perilaku masyarakat ini diharapkan bisa menjadi peluang bagi UMKM di Indonesia untuk mengekpor produknya ke luar negeri. Pemerintah juga tengah mengupayakan kemudaha pengurusan dokumen ekspor, khususnya untuk UMKM.
"Kami mendorong UMKM untuk ekspor, kami fasilitasi pembimbingan bersama pihak lain, proses dokumen kita permudah, pencarian pasar kita koordinasikan dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan, ini membuka eksportasi UMKM tapi masih butuh dukungan lain, PJT, perbankan," jelasnya.

