1.500 Ton Sampah Diangkut Tiap Hari, Pemkot Tangerang Masifkan Program Pengurangan Sampah
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto : Dokumentasi Humas Pemkot Tangerang. Pengelolaan sampah di Kota Tangerang mulai berubah arah dengan dipilah terlebih dahulu untuk didaur ulang

Tangerang, tvrijakaratnews - Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang mengangkut lebih dari 1.500 ton sampah setiap harinya. Hal ini pun menjadi salah satu masalah yang belum dapat terselesaikan, karena TPA Rawa Kucing sudah bisa dikatakan kelebihan kapasitas. Beragam upaya telah dilakukan untuk mengurangi volume sampah di Kota Tangerang, salah satunya dengan membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R)

“Berbagai program tersebut meliputi Intermediate Treatment Facility (ITF-Biokonversi Maggot BSF), Rumah Olah Sampah Organik (ROSO), Sedekah Sampah, Bank Sampah dan TPS3R,” jelas Kepala DLH Kota Tangerang Tihar Sopian, Jumat (3/5/2024).

Selain itu, Pemkot Tangerang juga mengoptimalkan Rumah Olah Sampah Organik (ROSO) dengan memanfaatkan pengolahan metode ITF memanfaatkan maggot. Sementara itu, untuk wilayah pemukiman dengan mengaktifkan Bank Sampah, dengan mengumpulkan sampah organik, anorganik dan minyak jelantah. Melalui cara tersebut, DLH lebih dari 2,7 juta kilo sampah berhasil diolah.

“Jadi setiap hari, hampir satu ton sampah organik rumah tangga di Kota Tangerang kini diubah menjadi pakan ternak dan pupuk tanaman yang bernilai ekonomis,” jelasnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Tangerang, Nurdin mengungkapkan selama pengelolan sampah masih dilakukan secara tradisional. Dimana sampah dikumpulkan di titik-titik tertentu ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS), kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir di Rawa Kucing.

"Namun, mengingat kapasitas tempat pembuangan yang semakin lama semakin terbatas tentunya diperlukan tata kelola alternative. Salah satunya adalah dengan upaya mereduksi volume sampah dari sumbernya," terang Pj Wali Kota.

Nurdin pun mendorong agar pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat terus dimasifkan sebagai upaya mereduksi volume sampah dari sumbernya.

"Konsep zero waste mulai dari reduce, reuse dan recycle harus dapat dimulai dari rumah tangga. Untuk itu, perlu dimasifkan selain melalui edukasi juga harus ditunjang dengan program yang dapat memberikan value berupa nilai ekonomis dan ekologis," jabar Nurdin.