Panas Ekstrem Memunculkan Reruntuhan Kota Tenggelam di Filipina
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Surutnya permukaan bendungan di provinsi penghasil beras di utara Nueva Ecija telah mengungkap reruntuhan kota berusia berabad-abad yang telah menjadi keajaiban langka bagi penduduk setempat.

“Saat itu, saya hanya mendapat penghasilan 200 peso dari memancing, tetapi ketika turis datang, saya mendapat penghasilan 1.500 hingga 1.800 peso per hari," ujar seorang nelayan, Nelson Dellera dilansir dari reuters (03/05).

Bagian dari gereja dan fondasi bangunan tua dari kota tua Pantabangan muncul kembali dalam beberapa minggu terakhir. Menurut pernyataan dari badan irigasi nasional, hal ini menyusul kurangnya hujan yang berkepanjangan dan awal musim kemarau. Reruntuhan kota tua muncul kembali setiap kali bendungan mengering akibat kondisi cuaca panas yang berkepanjangan.

“Saya sudah memancing di perairan ini sejak saya masih di sekolah dasar, namun saya hanya melihat reruntuhan gereja tiga kali dalam hidup saya. Saya ingat itu terjadi pada tahun 2014, 2020, dan 2024,” kata Nelson Dellera, seorang Nelayan berusia 27 tahun, yang kini mengantar wisatawan ke reruntuhan.

Kemunculan kembali reruntuhan tersebut telah menarik minat wisatawan dan meningkatkan mata pencaharian penduduk setempat yang mengangkut orang ke pulau tersebut. Seorang wisatawan pensiunan perawat, Aurea Delos Santos (61) mengaku dirinya mendengar reruntuhan itu muncul karena panas yang ekstrim, tapi tidak ada yang tahu kapan reruntuhan itu akan muncul kembali.

“Ketika saya mendengar tentang gereja yang tenggelam di kota tua Pantabangan yang muncul kembali, saya menjadi bersemangat dan ingin melihatnya, jadi saya memutuskan untuk ikut dalam perjalanan. Setelah melihatnya langsung, saya terkagum-kagum. Saya tidak tahu hal seperti itu. tempat itu ada," ungkap Aurea.

Menurut pemerintah daerah Pantabangan, kota tua tersebut direlokasi pada tahun 1970-an ketika bendungan tersebut dibangun. Bendungan ini berfungsi sebagai sumber utama air dan irigasi bagi Nueva Ecija dan provinsi sekitarnya.

Sama seperti negara-negara lain di Asia Tenggara, Filipina juga sedang bergulat dengan panas ekstrem, meliburkan kelas-kelas dan memperingatkan masyarakat untuk berlindung dan menghindari paparan dalam waktu lama karena kemungkinan terkena serangan panas.

Badan cuaca negara tersebut mengatakan indeks panas suhu aktual yang dirasakan oleh tubuh termasuk kelembaban relatif yang diperkirakan akan tetap pada rekor 45 derajat Celsius (113 derajat Fahrenheit).

Filipina biasanya mengalami musim kemarau yang berlangsung dari bulan Maret hingga Mei.