Upaya Kemenhub Cegah Kasus Tewasnya Taruna STIP agar Tak Terulang: Tambah CCTV hingga Pengawas
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati. (Foto: Kemenhub).

Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah melakukan berbagai upaya pencegahan agar kasus tewasnya taruna STIP, Putu Satria Ananta Rastika (19) akibat diduga dianiaya seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21) di STIP Jakarta, tak kembali terulang.

Salah satu upayanya adalah dengan menambah pemasangan closed circuit television (CCTV) di tiap area kampus.

"Untuk menjamin tidak ada lagi potensi tindak kekerasan di kemudian hari, sekolah telah melakukan penambahan CCTV pada blankspot di tiap kampus," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati saat dikonfirmasi, Senin (6/5/2024).

Selain CCTV, Kemenhub melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) juga menambah personal pengasuh atau pengawas yang ditempatkan di area kelas, akses tangga dan lorong serta area toilet.

Kemudian, BPSDMP mengoptimalkan peran pembimbing akademik serta perwira peminat taruna untuk memberikan pendampingan dan menyediakan waktu khusus bagi taruna dalam aktivitas sehari-hari termasuk kegiatan akademik maupun kegiatan non akademik.

"Ini terus akan didampingi, terutama bila menghadapi masalah dan selalu membangun komunikasi dengan perwira Pembina Taruna maupun orang tua wali Taruna," ucap Adita.

Adita menambahkan, pihaknya juga meniadakan kegiatan sekolah yang berpotensi menimbulkan kekerasan peningkatan peran pengasuh Taruna serta melibatkan stakeholder yang berkaitan erat dengan proses pembentukan karakter secara aktif, misalnya Ikatan Alumni dan asosiasi profesi pelaut.

Sebelumnya, BPSDMP Kemenhub berkomitmen akan membenahi pola pengasuhan di STIP Jakarta.

Menurut Plt Kepala BPSDMP Subagiyo, pembenahan pola asuh ini penting dilakukan agar peristiwa serupa tak terulang.

"Tindak kekerasan sama sekali tidak ditolerir di STIP dan sekolah lain di bawah BPSDMP, namun pembenahan ini tetap perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang ke depan," kata Subagiyo di Jakarta, Minggu (5/5/2024).

Untuk memulai pembenahan ini, Subagiyo mengatakan, tim investigasi internal akan mengevaluasi keterkaitan kasus kekerasan di STIP Jakarta dengan pola pengasuhannya. Nantinya, hasil evaluasi tersebut bakal diterapkan di STIP termasuk sekolah yang berada di bawah naungan BPSDMP.

"Hasil evaluasi pada unsur-unsur kampus STIP nantinya akan pula diterapkan pada sekolah lain dinaungan BPSDMP, sehingga tindak kekerasan ini tidak terulang," ucap dia.

Berkait dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) di STIP Jakarta, Subagiyo mengatakan, pihaknya menerapkan sistem belajar hybrid agar tak mengganggu proses penyelidikan yang dilakukan Polres Metro Jakarta Utara.

"Untuk mendukung proses penyidikan Polres Jakarta Utara dan proses kegiatan pembelajaran tetap berjalan, langkah yang diambil STIP yakni menerapkan sistem belajaran Hybrid per tingkat semester setiap minggunya bergantian," imbuh dia.

Sebagai informasi, seorang mahasiswa berinisial PSAR tewas di lingkungan kampus STIP, Cilincing, Jakarta Utara pada Jumat (3/5/2024) pagi.

Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, jasad PSAR meninggalkan bekas luka di ulu hati. Luka itu diduga akibat tindakan kekerasan yang dilakukan seniornya.

"Iya, betul (mahasiswa STIP tewas), ada dugaan akibat kekerasan yang dilakukan oleh oknum senior tingkat dua dalam kegiatan tadi pagi," kata Gidion, Jumat.