Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian dalam negeri Taliban melaporkan, korban tewas akibat banjir bandang di Afghanistan Utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi per tanggal 11 Mei 2024. Sementara, Program Pangan Dunia mengatakan jumlahnya dua kali lipat.
“Lebih dari 60 orang menjadi martir dan lebih dari 80 persen rumah tempat tinggal hancur. Masyarakat telah kehilangan semua yang mereka miliki, dan dalam hal ternak, lebih dari 400 domba dan sekitar 100 sapi mati,” jelas Khan Ali yang terkena banjir.
Melansir dari reuters (12/05) WFP, yang beroperasi di seluruh Afghanistan, mengatakan pada X bahwa banjir telah menewaskan lebih dari 300 orang. Namun pihaknya tidak memberikan sumber mengenai angka tersebut.
“Banjir kemarin mengalir dan menghancurkan segalanya, saya kehilangan ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, dan keponakan saya. Ibu saya juga terluka, saya juga hampir meninggal. Rumah kami hancur total, (banjir) menghancurkan rumah kami. sepanjang hidup," kata Saheb Khan dari provinsi Baghlan, yang menjadi korban banjir dan kehilangan beberapa anggota keluarganya.
Pihak berwenang Taliban mengirim helikopter untuk mencoba membantu warga sipil semalaman setelah menerima laporan bahwa lebih dari 100 orang terdampar.
“Kami tidak punya pilihan lain, kami akan menunggu di sini dan melihat apa yang Tuhan akan lakukan bagi kami, mari kita lihat apa yang terjadi. Mungkin Imarah Islam atau lembaga bantuan dapat membantu kami, jika tidak, kami tidak punya tempat tinggal lain," lanjut Khan Ali.