
Foto: (James Thew - stock.adobe.com)
Jakarta, tvrijakartanews - Para ilmuwan di Universitas Otago melaporkan bahwa plastik biodegradable masih berbahaya bagi ikan. Plastik yang dapat terbiodegradasi sering kali dipuji sebagai langkah yang membantu menuju arah yang benar dalam memerangi polusi plastik, namun penelitian penting tidak menyetujui gagasan tersebut.
Dikutip dari study finds, penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa mikroplastik yang berasal dari minyak bumi mempunyai dampak negatif terhadap kehidupan laut, namun masih sedikit yang diketahui mengenai pengaruh alternatif plastik biodegradable di bawah laut. Sebagian besar plastik berbahan dasar minyak bumi dan memerlukan waktu ratusan atau bahkan ribuan tahun untuk terurai. Plastik biodegradable , sebaliknya, terurai sebagai respons terhadap kondisi biologis (bakteri, air, dll).
Proyek terbaru yang didanai oleh Hibah Penelitian Universitas Otago, adalah proyek pertama yang menganalisis dampak plastik yang berasal dari minyak bumi dan plastik yang dapat terurai secara hayati terhadap ikan liar.
Penulis utama studi, Ashleigh Hawke, yang menyelesaikan gelar Master of Science di Departemen Ilmu Kelautan Otago, menjelaskan bahwa paparan plastik yang berasal dari minyak bumi biasanya berdampak negatif terhadap kinerja ikan dalam melarikan diri, rutinitas berenang, dan metabolisme aerobik.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Science of The Total Environment tersebut mengatakan, ikan yang terpapar bioplastik mengalami kecepatan pelepasan maksimum yang jauh lebih lambat. Jadi, meskipun plastik yang berasal dari minyak bumi berdampak buruk bagi ikan, produk yang dapat terbiodegradasi masih belum memberikan manfaat bagi kehidupan akuatik.
Para peneliti percaya bahwa penelitian mereka penting karena menunjukkan bagaimana plastik yang berasal dari minyak bumi dan plastik yang dapat terbiodegradasi dapat merusak ikan laut jika terpapar.
“Plastik yang dapat terbiodegradasi mungkin bukanlah obat mujarab bagi polusi plastik seperti yang kita yakini,” kata Hawke dalam rilis media.
“Meski tidak seburuk itu, mereka masih dapat menimbulkan dampak negatif pada hewan yang mungkin terpapar – dalam penelitian ini, populasinya akan menurun karena perilaku melarikan diri mereka terganggu, lanjutnya.
“Pengembangan plastik tradisional telah berlangsung selama beberapa dekade sehingga hanya terdapat sedikit variasi dalam produksinya. Namun, karena plastik biodegradable merupakan hal yang relatif baru, terdapat variasi dalam cara pembuatannya dan bahan yang digunakan,” demikian kesimpulan rekan penulis studi, Dr. Bridie Allan, juga dari Departemen Ilmu Kelautan.

