Asal Usul Keraton Surosowan, Pusat Pemerintahan Kerajaan Banten yang Masih Populer
FeatureNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Keraton Surosowan, merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten, berlokasi di Desa Banten, Kecamatan Kaseman, Kota Serang Banten / Foto: Dimas Yuga Pratama

Banten, tvrijakartanews - Keraton Surosowan, merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten, berlokasi di Desa Banten, Kecamatan Kaseman, Kota Serang Banten.

Keraton Surosowan dibangun antara tahun 1526 hingga 1808 pada masa kepemimpinan Maulana Hasanuddin, raja pertama Kerajaan Banten.

Staf Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah VIII Provinsi Banten dan Jakarta, Mulangkara menuturkan, pada masanya saat itu Keraton Surowosan dipimpin oleh 17 raja dan sultan.

"Sorosowan itu pusat kepemerintahan Kesultanan Banten dari 1526-1808, dan diperintah oleh kurang lebih 17 raja dan Sultan, mulai Maulana Hasanudin sampai dengan Sultan Muhammad Aliyuddin, Sultan Muhammad Aliyuddin Sultan ke 17," tuturnya kepada tvrijakartanews.com.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan Keraton Kaibon, Keraton Surosowan ini lebih besar sehingga dijadikan pusat pemerintahan kala itu.

"Keraton Surosowan bahkan lebih besar (dari Keraton kaibon). Pusat pemerintahan, kalau kaibon itu kan lebih ke aktifitas sosial, kalau surosowan itu lebih ke politik ya. Disana (keraton Surosowan) diperintah oleh tadi ya, 17 raja atau Mangkubumi itu ya, atau namanya ratu wakil," tandasnya.

Lebih lanjut, selain dipimpin oleh Raja, Keraton Surosowan juga pernah dipimpin oleh ratu wakil atau yang biasa dikenal oleh Mangkubumi.

"Disini Mangkubumi di banten ada 3, ada Mangkubumi patih Suramanggala, Natawidjaya, Mangkubumi patih Ramananggala. Berarti hitungannya Kesultanan Banten ada 17 belas ditambah Mangkubumi jadi total 20. Karena, Syarif Hidayatullah tidak dihitung ini. Kalau Syarif Hidayatullah dihitung, berarti ada 21,"

Asal Usul Nama Surosowan

Nama Surosowan ternyata diambil dari bahasa Jawa. Berasal dari kata Suro dan Sowan, Keraton ini juga dikenal sebagai kerajaan terbesar di Indonesia.

Meski, nama sebenarnya yakni bukan Surosowan, namun Surasowan.

"Sebetulnya aslinya itu bukan sorosowan, tapi surasowan," papar Mulangkara

Lebih lanjut, Mulangkara menjelaskan bahwa, saat itu Sultan Maulana Hasanuddin diperintahkan oleh sang ayah untuk membuat Keraton di dekat wilayah pesisir.

Kemudian pada tahun 1526, wilayah Banten Girang berhasil dikalahkan oleh penguasa Islam, sehingga terjadilah peralihan kekuasaan.

Saat itu, kekuasaan Islam bertambah jaya ketika pusat Kesultanan Banten dipindah ke Banten Lama yang terletak di kawasan pesisir pantai utara Pulau Jawa bagian barat.

"Tujuannya adalah untuk memudahkan hubungan politik internasional, yang kedua itu untuk perdagangan, yang ketiga ini religius. Karena situasi Banten ini pantai ini ada diujung pulau Jawa dan sangat strategis. Jadi ini luar biasa dengan strategi ini membuat Banten jadi lebih maju," jelasnya.

Selain itu, pemindahan kota pusat kerajaan itu juga dimaksudkan untuk memudahkan hubungan antara pesisir utara pulau Jawa dengan pesisir Sumatera bagian barat melalui Selat Sunda dan Samudera Indonesia.

Kemudian ketika mau memberikan nama Keraton ini beliau teringat pada sang kakek dari garis ibu, jadi maulana Hasanuddin ini punya punya ibu namanya kawunganteun. Kawunganteun punya ayah Prabu Surasowan, sebagai penguasa banten hindu waktu itu. Akhirnya beliau memberi nama itu surasowan," bebernya.

Sehingga, keraton ini dinamakan sebagai Keraton Surosowan yang namanya masih populer hingga kini

"Yang pertama tadi, ngambil dari kakeknya, suro disini dikaitkan dengan pendirian kerajaan islam Banten, pada 1 suro 933 hijriah, bulan suro. Yang kedua surosowan, suro ini kan ulama, sowan ini kan menghadap, jadi menghadap ulama," paparnya.