Korban Selamat Hadiri Pemakaman Anggota Keluarganya yang Tewas Akibat Banjir di Sumatera Barat
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: Pemakaman anggota keluarga yang tewas akibat banjir bandang di Sumatera Barat

Jakarta, tvrijakartanews - Berdasarkan laporkan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB jumlah korban tewas akibat banjir lahar dingin dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Sumatera Barat meningkat menjadi 67 orang, 20 orang masih hilang, 989 KK terdampak serta 44 orang mengalami luka-luka data hingga Kamis (16/6/24).

Yose Rizal menghabiskan Rabu malam (15/5) untuk menguburkan saudara perempuan dan keponakannya di dekat desa mereka di Sumatera Barat. Anggota keluarga Rizal termasuk di antara mereka yang tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor akhir. Rizal mengkhawatirkan apakah beberapa kerabat lainnya yang hilang dapat ditemukan.

“Dari keluarga kami ada lima orang yang meninggal, namun baru dua yang ditemukan. Pertama adik saya (Danti Asri Dewi, 31 tahun) ditemukan, lalu keponakan saya (Najwa Putri Arya, 13 tahun) juga ditemukan. baru-baru ini ditemukan. Tiga orang lainnya, yaitu nenek saya dan dua keponakan saya, masih hilang," ungkap Rizal.

Bencana melanda wilayah tersebut pada Sabtu 11 Mei malam ketika hujan lebat menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan aliran lahar dingin yang merupakan campuran abu vulkanik, puing-puing batu, dan air seperti lumpur. Tiga kabupaten dan satu kota terkena dampaknya.

Rizal, dalam keterangan mengatakan saat itu mereka berlima sedang berkumpul di rumah. Air datang tanpa tanda-tanda dan langsung menghanyutkan mereka, dan mereka tidak sempat menyelamatkan diri.

Aliran lahar dingin ini berasal dari Gunung Marapi, salah satu gunung berapi paling aktif di Sumatera. Letusannya pada bulan Desember 2023 menewaskan 23 orang dan lebih banyak letusan terjadi sejak saat itu.

Menteri sosial Indonesia, Tri Rismaharini mengatakan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu jalur aliran lahar dingin.

"Saya kemudian mengatakan kepada pihak berwenang di sini untuk memindahkan kamp pengungsian. Ini akan sulit bagi semua orang, tetapi ini untuk menghindari lebih banyak kematian. Karena kawasan ini juga berpotensi menjadi jalur lahar dingin, kami berharap warga sekitar sini bisa mengevakuasi anak-anak dan lansia terlebih dahulu,” kata Tri Rismaharini.