JK dan Bamsoet Sepakat Harus Ada Rekonsiliasi Sebelum Prabowo-Gibran Jabat Jadi Presiden dan Wakil Presiden
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), Jusuf Kalla dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo saling bergandengan tangan. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo (Bamsoet) sepakat untuk mendukung adanya rekonsiliasi sebelum Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjabat sebagai presiden dan wakil presiden periode 2024-2029.

Rekonsiliasi yang dimaksud dalam rangka upaya mempertemukan ataupun menyatukan Prabowo-Gibran dengan para mantan calon presiden dengan wakil presiden lainnya yakni pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Terkait hal ini, Jusuf Kalla (JK) mengatakan, bahwa rekonsiliasi antara Prabowo-Gibran dengan mantan calon presiden dan wakil presiden lainnya yang bermaksud bukan berarti mengajak bergabung ke dalam pemerintahan, namun menyatukan pikiran ataupun ide untuk menciptakan bangsa Indonesia yang jauh lebih baik kedepannya.

"Rekonsiliasi yang berarti semua setuju, tapi memasuki posisi masing-masing, ada yang di pemerintahan, ada oposisi, tidak berarti rekonsiliasi harus semua bergabung satu, bukan," kata JK kepada wartawan yang ditulis, Jumat (24/5/2024).

Ia pun menjelaskan, rekonsiliasi dapat berjalan efektif jika sosok pemimpin dapat memperlakukan seseorang dengan derajat yang sama, tanpa harus membedakan satu sama lain.

Saat nantinya Prabowo-Gibran telah dinyatakan sah menjadi presiden dan wakil presiden, JK berharap keduanya dapat merangkul semua pihak, entah itu perspektifnya sejalan dengan pemerintah ataupun yang tidak.

Dalam hal ini, selama memiliki tujuan yang sama yaitu ingin menjadikan negara Indonesia lebih maju dan mensejahterakan rakyat, maka tidak boleh membedakannya.

"Rekonsiliasi itu efektif selama nanti yang kita harapkan presiden terpilih ya itu presiden republik Indonesia. Harus memperlakukan kewenangan bersama, misalkan contoh Luhut tidak ikut saya, ah jangan. Tidak boleh. Kalau itu terjadi maka tidak ada rekonsiliasi,"

"Rekonsiliasi itu begitu terpilih, saya presiden republik indonesia dan saya memperlakukan semua orang sama," jelas JK.

Sementara itu, Bamsoet juga mengatakan, saat ini dirinya mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad serta tokoh politik lainnya untuk berencana mempertemukan Prabowo-Gibran dengan kedua pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud untuk berekonsiliasi dan membahas masa depan bangsa Indonesia.

Pasalnya, semenjak pasca pemilihan umum (pemilu) 2024, ada salah satu calon presiden (capres) yang hingga saat ini masih enggan untuk diajak bekerjasama dan bersikeras ingin menjadi oposisi di masa pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Saya juga sudah konfirmasi juga dengan pak Dasco dan kawan-kawan partai politik yang menjembatani rekonsiliasi, Menurut saya pesan yang disampaikan dalam forum aktivis nasional kemarin adalah dalam rangka karena kami melihat masih ada capres yang niatannya sangat keras oposisi dan berada di luar pemerintahan,"

"Ya kalau kami sebagai anak bangsa, ya kalau bisa berangkulan kenapa tidak," kata Bamsoet.

Untuk diketahui sebelumnya, Bamsoet melakukan kunjungan ke kediaman JK pada hari Rabu (22/5/2024) dengan tujuan silaturahmi kebangsaan.