
Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan. Foto Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Tim Kolaborasi Nasional (TKN) Fanta meluncurkan program "Menjala Asa Maritim”. Peluncuran program ini adalah bentuk keberpihakan kepada para nelayan. Kegiatan itu dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam, Jakarta Utara.
Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan mengatakan bahwa sektor maritim berkontribusi besar terhadap pendapatan negara. Ia mengatakan potensi sektor Maritim mencapai Rp20.000 triliun.
"Potensi maritim kita Rp20.000 triliun. Potensi ini yang sering kali disampaikan Prabowo-Gibran. Artinya, kita bisa bekerja untuk turunkan 0 persen kemiskinan ekstrem," kata Arief, Rabu, 29 Mei 2024.
Arief juga berkomitmen untuk mendorong dan meningkatkan kesejahteraan para nelayan yang menurutnya telah membantu perekonomian negara. "Untuk itu, saya sangat kagum sekali dengan bapak-bapak para nelayan ini yang terus berjuang demi membantu ekonomi keluarga dan itu juga membantu ekonomi negara. Ke depan, kesejahteraan nelayan kita dorong akan terus ditingkatkan".
Selain itu, Arief mengaku pihaknya sedang menyusun naskah resolusi kemaritiman Menuju Indonesia Maju yang akan diserahkan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Karena kami sedang menyusun naskah resolusi kemaritiman Menuju Indonesia Maju, yang akan kami berikan kepada Bapak Prabowo dan Mas Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029. Sehingga agar melahirkan naskah yang otentik maka kita harus berdiskusi dengan masyarakat maritim seperti saat ini," jelasnya.
TKN Fanta terus menggelontorkan program-program unggulan Prabowo-Gibran terlepas dari masa kampanye yang sudah berakhir. Apalagi, pada April lalu, TKN Fanta telah mengumumkan transformasi dari Tim Kampanye Nasional (TKN) menjadi Tim Kolaborasi Nasional yang juga disingkat TKN.
Sementara itu, Koordinator TKN Fanta Cluster Maritim, Makbul Ramadhani mengatakan program “Menjala Asa Maritim” akan diselenggarakan secara berkelanjutan. Makbul mengungkap betapa besarnya potensi maritim yang dimiliki oleh Indonesia, karena seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan.
"Potensi maritim kita sangat tinggi, untuk itu kesejahteraan para nelayan juga harus menjadi prioritas. Pendapatan para nelayan tergantung dari kondisi laut kita. Kalau kondisi laut tidak baik berdampak juga pada penghasilan para nelayan," kata Makbul.

