
Sejumlah pasien yang diduga keracunan tengah mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Cipaku, Bogor Selatan, Kota Bogor, Senin 3 Juni 2024 malam / Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - Sebanyak 71 warga di RT 1 RW 12 Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat diduga alami keracunan massal.
Bahkan, 1 orang diantaranya berjenis kelamin laki laki berusia 29 tahun meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengungkapkan bahwa, awal mula ditemukannya dugaan keracunan massal ini karena adanya peningkatan kasus dengan gejala yang sama di Puskesmas Kelurahan Cipaku pada Senin, 3 Juni 2024 siang.
"Jadi mulai dari siang tadi, kami dari Dinkes mendapatkan laporan dari Puskesmas Cipaku, bahwa ada peningkatan kasus ya, pasien gejala yang sama," ungkapnya kepada wartawan di Puskesmas Cipaku, Bogor Selatan, Kota Bogor, pada Senin, 3 Juni 2024 malam.
Lebih lanjut dia mengatakan, para pasien yang datang ini mengeluhkan sakit dibagian perut. Bahkan, mereka juga mengalami diare hingga muntah muntah.
"Gejalanya diare, muntah, sakit perut dan hampir bersamaan. Hampir 50 orang yang datang ke puskesmas, dan kami mencurigai, setelah kita analisis karena ada riwayat yang sama," ujarnya.
Dia pun memastikan, sebanyak 71 orang dilaporkan mengalami kasus yang sama. Namun, para pasien ini ada juga yang harus dirujuk ke sejumlah Rumah Sakit (RS) lantaran harus mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Yang dirawat saat ini di puskesmas, membutuhkan perawatan ada 4 orang. Kemudian yang dirujuk kerumah sakit karena kondisinya perlu dirujuk," bebernya.
Namun, dia belum dapat memastikan penyebab dari keracunan massal yang dialami oleh warga.
Saat ini, pihaknya masih menyelidiki penyebab dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sample makanan yang ada.
"Dari dinas kesehatan dan puskesmas terus untuk menginvestigasi. Kemudian kami terus mencari sample makanan untuk kita periksa ke lab, kita akan rujuk ke lab di Jakarta. Kemudian juga dari spesimen nya, apakah itu muntahan, apakah itu feses. Jadi kita akan kirim ke lab untuk mencari penyebab keracurannya," jelasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, 1 orang dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit, setelah sebelumnya mendapatkan perawatan medis.
Namun, pihak Dinkes sendiri juga belum dapat memastikan penyebab pasti dari korban yang meninggal dunia.
"Kita sedang koordinasi dengan rumah sakit ya, karena kebetulan meninggalnya dirumah sakit dan dirawat. Jadi untuk penyebab kematiannya secara pasti, kita sedang koordinasikan dengan RS," tutupnya.

