Menteri Keuangan Sri Mulyani hadi dalam Rapat Pariparna di Gedung DPR RI. (Tangkap layar laman resmi Kemenkeu)
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan dalam mengurus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ibarat seperti naik roller coster. Hal ini disebabkan ditengah ketidakpastian ekonomi global.
"Ini untuk memberikan suatu gambaran bagaimana yang disebut volatilitas itu seperti roller coaster, karena saya tidak pernah naik roller coaster, tidak berani, karena tiap hari sudah menghadapi roller coaster di APBN. Bapak dan ibu sekalian yang suka naik roller coaster mungkin bisa membayangkan," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Sri Mulyani menambahkan salah salah satu volatilitas yang paling cepat berubah adalah terkait harga minyak. Selain itu, ia mengingatkan kembali harga minyak di 2014 pernah mencapai US$115 per barel.
"Tetapi Kembali jatuh ke level paling rendah dalam 5 dekade menjadi US$23 di 2020 karena pandemi COVID-19," tuturnya.
Dikatakan Bendahara Negara itu, volatilitas tak berhenti sampai di situ. Adanya gejolak seperti perang Rusia-Ukraina turut membuat harga minyak bergejolak dan berdampak pada APBN.
"Kemudian dalam waktu kurang dua tahun naik lagi ke US$120 karena terjadi perang Ukraina-Rusia. Kemudian melorot di US$65, naik lagi ke US$90. Kenaikan dan penurunan harga seperti ini jelas mempengaruhi APBN kita dan ekonomi kita," ungkapnya.
Bukan hanya Harga banyak, kata Sri Mulyani, Harga komoditas seperti minyak kelapa sawit dan batu bara juga mengalami volatilitas. Padahal komoditas itu memiliki peran besar terhadap penerimaan negara.
"Ini sering menimbulkan kadang-kadang efek positif, tapi kalau jatuh menimbulkan dampak," pungkasnya.