
Foto: Roxana Bashyrova/Shutterstock.com
Jakarta, tvrijakartanews - Arsitektur dan teknik terkemuka di balik gedung tertinggi di dunia telah bekerja sama dengan startup Energy Vault untuk merancang gedung pencakar langit yang menggabungkan baterai gravitasi ke dalam desainnya.
Melansir dari ifl science (06/06) saat planet bumi bergerak menuju energi terbarukan, manusia dihadapkan pada masalah penyimpanan. Permasalahannya adalah angin tidak bertiup dan Matahari tidak bersinar tepat pada saat manusia hendak menghabiskan energinya. Pada hari-hari yang berangin atau cerah, terlalu banyak listrik yang dapat dihasilkan, sehingga berpotensi menimbulkan situasi di mana konsumen dibayar untuk mengonsumsi listrik daripada membebani jaringan listrik secara berlebihan. Energi yang murah dan bersih tentu saja merupakan hal yang baik, namun listrik yang tidak digunakan akan hilang.
Akan lebih baik jika ada inovasi yang dapat menyimpan energi tersebut untuk digunakan nanti. Baterai gravitasi adalah salah satu cara untuk melakukan hal itu. Ide di balik baterai gravitasi sebenarnya sederhana. Pada saat sumber energi menghasilkan lebih banyak energi daripada kebutuhan, kelebihan energi digunakan untuk memindahkan beban (dalam bentuk air, atau terkadang pasir) ke atas, mengubahnya menjadi energi potensial. Ketika pasokan listrik rendah, benda-benda ini kemudian dapat dilepaskan, menggerakkan turbin ketika gravitasi teman baik kita (dan musuh yang mematikan) mengirimkannya ke Bumi.
Meskipun umumnya baterai gravitasi berbentuk reservoir, tambang-tambang terbengkalai yang memindahkan pasir atau beban lainnya ketika kelebihan daya diproduksi juga sedang dibuat. Ide terbarunya adalah memasukkan baterai gravitasi ke dalam desain gedung-gedung tinggi.
Owings & Merrill, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Sejak pendirian kami, (perusahaan arsitektur dan teknik Skidmore, Owings & Merrill) telah mendorong batas-batas arsitektur dan teknik, mendefinisikan ulang manfaat bangunan bagi kota dan komunitas,” katanya.
“Kemitraan dengan Energy Vault ini merupakan komitmen tidak hanya untuk mempercepat transisi dunia dari bahan bakar fosil, namun juga untuk mengeksplorasi, bersama-sama, bagaimana arsitektur energi terbarukan dapat meningkatkan lanskap alam dan lingkungan perkotaan bersama," lanjut Owings.
Memasukkan baterai gravitasi ke dalam desain gedung pencakar langit masa depan akan memberi mereka penyimpanan energi berbasis gravitasi multi-GWh, cukup untuk memberi daya pada gedung dan bangunan di sekitarnya, menurut tim. Dengan menggabungkan sistem pembangkit listrik tenaga air ke dalam bangunan, mereka berharap dapat meminimalkan gangguan terhadap ekosistem satwa liar yang terkait dengan sistem penyimpanan energi lainnya.

