
Foto: JIU halo shi dan BO志TI Press/universitas Chicago
Jakarta, tvrijakartanews - Perangkat bioelektronik yang mengandung bakteri kulit hidup mengurangi peradangan dan meningkatkan regenerasi kulit yang sehat pada tikus yang menderita psoriasis, penyakit autoimun kronis yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan sel kulit. Versi teknologi masa depan diperkirakan dapat membantu mengobati sekitar 125 juta orang di seluruh dunia yang menderita psoriasis.
Bozhi Tian dari Universitas Chicago dan tim yang mengembangkan perangkat tersebut mengatakan, “Untuk model tikus, empat hari atau hampir satu minggu sudah cukup untuk pengobatan. Jika Anda berpikir tentang potensi penerapan klinis pada subjek manusia, maka diperlukan waktu yang lebih lama, namun hal itu dapat dilakukan dengan mudah,” katanya dilansir dari new scientist (08/06).
Lapisan atas perangkat ini memiliki sensor elektronik yang dapat mengukur impedansi listrik kulit. Ini merupakan proksi untuk melacak ketebalan dan kekeringan kulit, serta suhu dan kelembapan tubuh. Lapisan bawah terdiri dari bahan hidrogel lembut yang mengandung bakteri hidup Staphylococcus epidermidis, komponen mikrobioma kulit normal manusia. Bakteri ini dicampur dengan pati dan gelatin untuk meniru “biofilm” tempat bakteri dapat berkembang.
Bakteri S. epidermis secara alami menghasilkan metabolit yang mampu mengganggu pertumbuhan sel kulit yang terlalu aktif. Selama pengobatan, metabolit ini mendorong pertumbuhan kulit normal. Para peneliti dapat melacak prosesnya dengan memantau perubahan impedansi listrik kulit dan mengamati pengurangan gejala klinis.
Lebih lanjut, teknologi tersebut dapat mengarah pada perangkat yang menggunakan informasi sensor untuk terus menyesuaikan manfaat terapeutik dari bakteri hidup, tulis Peder Olofsson dari Karolinska Institute di Swedia, dalam sebuah artikel perspektif yang mengeksplorasi implikasi dari teknologi baru tersebut.
Pekerjaan awal yang dilakukan Tian dan rekan-rekannya menunjukkan caranya. Studi terbaru mereka mengungkapkan bahwa lapisan tengah perangkat dapat digunakan untuk memberikan rangsangan listrik setelah pengobatan berhasil, yang membunuh bakteri S. epidermis dan mendisinfeksi kulit. Namun, hasil awal yang tidak dipublikasikan menunjukkan bahwa rangsangan listrik pada tingkat tertentu sebenarnya dapat meningkatkan aktivitas terapeutik bakteri kulit daripada membunuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa, melalui kontrol yang cermat terhadap rangsangan listrik, dimungkinkan untuk mempercepat atau memperlambat laju pengobatan untuk memenuhi kebutuhan individu yang dirawat.
“Apa yang kami lakukan saat ini adalah menggunakan stimulasi listrik untuk lebih memodulasi aktivitas mikroba. Jadi Anda tetap bisa menjaga sel tetap hidup tetapi dengan efek terapeutik yang lebih baik,” tutur Tian.

