Populasi Penguin Humboldt di Chile Menurun, Hampir Mendekati Kepunahan
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Populasi penguin Humboldt telah menurun drastis di wilayah sepanjang pantai tengah Chile, menjadikan mereka yang paling berisiko di antara 17 spesies penguin dan menempatkan mereka di jalur menuju kepunahan,

Tahun lalu, para ilmuwan mensurvei dua pulau di lepas pantai tengah Chili dan mendeteksi 842 pasangan berkembang biak atau sarang aktif. Tahun ini mereka hanya menemukan satu pasangan pembiakan. Paulina Arce, dokter hewan spesialis penguin mengatakan, populasi penguin di seluruh pulau yang disurvei menurun atau tetap sama.

“Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah melihat penurunan populasi secara drastis. Di semua pulau yang kami sensus, populasi penguin dan sarangnya mengalami penurunan atau tetap pada tingkat yang sama, namun tidak ada satupun yang mengalami peningkatan. Oleh karena itu, kami yakin tren penurunan ini akan terus berlanjut dan dapat mencapai skenario yang lebih drastis yaitu kepunahan spesies ini,” ungkap Paulina Arce, ahli penguin Humboldt dikutip dari reuters (12/06).

Penguin Humboldt menghuni koloni di Samudra Pasifik di sepanjang pantai Chili dan Peru. Mereka mendapatkan namanya dengan mandi di Arus Humboldt yang dingin. Burung yang tidak bisa terbang ini dapat memiliki berat hingga lima kilogram dan berukuran hingga 70 sentimeter saat dewasa.

Diego Penaloza, presiden Safari Conservation Foundation mengatakan ancaman utama terhadap penguin di alam liar adalah polusi laut, kurangnya pengawasan terhadap hewan peliharaan, dan gangguan terhadap tempat bersarang.

“Penyebab antropis merupakan salah satu ancaman utama terhadap penguin dan menyebabkan mereka dimasukkan ke pusat rehabilitasi dan kemudian dilepasliarkan. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pengawasan terhadap hewan peliharaan atau penangkapan ikan yang berdampak pada pencemaran laut. Dalam hal ini, itu adalah sebuah kail. Namun besok, plastik mungkin akan membunuh spesies yang tidak sampai ke pusat rehabilitasi dan mati di alam liar. Juga, perusakan habitat dan gangguan terhadap tempat-tempat penting bersarang,” kata Diego. 

Sementara itu, menurut Javiera Meza, kepala Konservasi Keanekaragaman Hayati di kantor kehutanan nasional Conaf, flu burung yang diperburuk oleh El Nino, telah mendatangkan malapetaka pada populasi penguin dan satwa liar lainnya. Akibatnya, tingkat reproduksi penguin Humboldt anjlok hingga hampir nol.

“Ini seperti badai yang sempurna karena ada flu burung ditambah fenomena El Nino yang menggeser semua makanan ke zona selatan, dan oleh karena itu, di seluruh Chili bagian utara, reproduksi turun hingga hampir nol, dan terlebih lagi, banyak penguin mati karena dua penyebab ini, flu burung ditambah fenomena El Nino,” tutur Meza.