Dalam Waktu Dekat, BPBD DKJ Bakal Datangkan Alat Pendeteksi Korban Gempa
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKJ Jakarta, Isnawa Adji di Season City Mall, Jakarta. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKJ Jakarta dalam waktu dekat akan segera mendatangkan alat pendeteksi korban bencana gempa.

Diketahui, alat yang akan didatangkan tersebut dapat berfungsi untuk mendeteksi suhu panas korban contohnya seperti korban yang terjepit reruntuhan benda berat akibat gempa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKJ Jakarta, Isnawa Adji menjelaskan, nanti dengan adanya alat ini diharapkan dapat membantu proses evakuasi korban gempa.

Adji mengaku, alat ini dapat mendeteksi korban yang masih bernyawa saat setelah terjadinya gempa, walaupun korban terhalang oleh benda, namun alat ini masih tetap dapat terdeteksi.

"Jadi kita harus punya peralatan itu BPBD harus siap. Misalnya alat itu bisa deteksi korban gempa dari suhu panas badan. Walaupun dia tertutup ketebalan beton kita bisa lihat korban masih hidup ada di titik titik mana," jelas Adji kepada wartawan di Season City Mall, Jakarta Barat, Sabtu (15/6/2024).

Ia pun mengatakan, adanya alat ini menjadi penting, karena kedepannya kota Jakarta akan menjadi kota global, jadi harus ada alat-alat pendukung yang terbaru serta canggih untuk membantu tim BPBD saat penanganan korban bencana.

Salah satu yang menjadi syarat kota Global adalah tangguh bencana, nyaman bagi warganya, termasuk juga bagi investor.

"Contohnya BPBD yang terus meng-upgrade alat deteksi bencana gempa, seperti di turki dan cianjur yang meruntuhkan bangunan bangunan, itu langkah antisipasi agar BPBD mempersiapkan alat pendeteksi gempa untuk korban reruntuhan bangunan," kata Adji.

Lanjut ia mengatakan, untuk pembelian alat pendeteksi korban gempa ini sudah terencana dan biaya pembelian alatnya sudah masuk ke dalam anggaran tahun ini. Rencananya, BPBD DKJ Jakarta akan menghadirkan dua sampai tiga alat pendeteksi.

"Saya belum memiliki analisis kajian yang demikian ideal ya, saya berfikir mungkin Jakarta punya 3 dulu lah," tambah Adji.