Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. (Foto: Chaerul Halim).
Jakarta, tvrijakartanews - PT Garuda Indonesia mengaku siap memberikan kompensasi terhadap jemaah haji yang terdampak perubahan rute kepulangan 46 kelompok terbang jemaah haji.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penyediaan kompensasi itu disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, dengan fokus utama mengedepankan kenyamanan para Jemaah.
"Terkait dengan dampak dari penyesuaian jadwal tersebut Garuda Indonesia memastikan bahwa Perusahaan berkomitmen untuk bertanggung jawab dengan menyiapkan fasilitas tambahan berupa akomodasi, meals dan transportasi yang seluruh biayanya akan ditanggung oleh Garuda Indonesia," ucap Irgan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/6/2024).
Kendati begitu, Irfan mengatakan, pihaknya terus berupaya memastikan kelancaran operasional penerbangan pemulangan lebih dari 109.156 jemaah yang terbagi sekitar 586 kloter penerbangan jemaah haji ke Tanah Air hingga 21 Juli 2024 mendatang.
Saat ini, Garuda Indonesia terus melaksanakan diskusi dan komunikasi dengan stakeholders penerbangan Haji.
"Kami tentunya akan terus melakukan berbagai improvement aspek operasional guna memastikan aspek ketepatan waktu layanan penerbangan haji senantiasa terjaga," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Irfan tak menampik bahwa terdapat beberapa catatan krusial keterlambatan penerbangan pada keberangkatan sejumlah kloter menuju Tanah Air. Karena itu, ia menyampaikan permohonan maaf atas kebijakan yang berdampak kepada jemaah haji dan petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH).
"Kami turut menyampaikan permohonan maaf kepada para jemaah haji yang terdampak atas penyesuaian jadwal penerbangan pada fase pemulangan ini, termasuk kepada berbagai stakeholder layanan Haji utamanya Kementerian Agama RI," imbuhnya.
Sebelumnya, Komnas Haji Kementerian Agama (Kemenag) memprotes kebijakan Garuda Indonesia yang tiba-tiba mengubah rute kepulangan 46 kloter jemaah haji.
Padahal, 46 kloter jemaah haji itu seharusnya pulang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, namun diubah titik kepulangannya melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Ketua Komnas Haji Kemenag Mustolih Siradj mengatakan, perubahan jadwal penerbangan yang mendadak sangat merepotkan jemaah dan petugas serta berpotensi menambah beban biaya (cost) di luar skema.
Bahkan, perubahan rute penerbangan ini dipastikan menimbulkan efek domino dan sistemik. Sebab, jemaah bisa kelelahan karena harus kembali menempuh perjalanan panjang dari Makkah ke Madinah.
"Jika dibandingkan waktu tempuh Makkah ke Jeddah kurang lebih 1,5 jam. Sementara Makkah ke Madinah bisa mencapai lebih 8 jam. Ini tentu merepotkan dan melelahkan jemaah," kata Mustolih dikutip dalam keterangannya, Rabu (26/6/2024).
Selain itu, Mustolih menyebut perubahan ini juga memecah konsentrasi petugas. Dalam kondisi normal, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Bandara semestinya hanya terkonsentrasi mengawal pemulangan jemaah haji gelombang I di Jeddah. Namun akibat perubahan rute, petugas harus membagi pelayanan di Madinah.
"Hal ini bisa berdampak menurunnya layanan petugas sehingga tidak optimal," ucap dia.
Berikut 46 kloter yang rute kepulangannya diubah Garuda Indonesia:
1. Embarkasi Banjarmasin (BDJ): BDJ 1, BDJ 2, BDJ 4, dan BDJ 7;
2. Embarkasi Balikpapan (BPN): BPN 1;
3. Embarkasi Medan (KNO): KNO 2, KNO 3, KNO 4, KNO 7, KNO 8, dan KNO 9;
4. Embarkasi Padang (PDG): PDG 3, PDG 6, dan PDG 8;
5. Embarkasi Solo (SOC): SOC 1, SOC 2, SOC 3, SOC 5, SOC 10, SOC 11, SOC 15, SOC 16, SOC 17, SOC 19, SOC 20, SOC 21, SOC 23, SOC 24, SOC 25, SOC 26, SOC 29, SOC 30, SOC 31, SOC 33, SOC 34, SOC 35, SOC 36, dan SOC 38;
6. Embarkasi Makassar (UPG): UPG 1, UPG 3, UPG 5, UPG 7, UPG 8, UPG 10, UPG 13, UPG 14.