
Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Drg Melissa Adiatma menjelaskan cara menyikat gigi yang benar pada ABK
Tangerang, tvrijakartanews - Anak berkebutuhan khusus (ABK) rupanya memiliki cara tersendiri dalam menjaga kesehatan giginya. Butuh waktu dan juga kiat agar anak rutin menggosok gigi dalam waktu 2 kali dalam sehari.
Spesialis Gigi RSIA Bina Medika, Melissa Adiatman, menjelaskan, jika ABK membutuhkan jenis sikat gigi yang berbeda dari sikat pada umumnya. Posisi menyikat gigi juga cenderung berbeda pada setiap anak karena kondisi fisik anak yang berbeda juga.
"Kebutuhan khususnya adalah jenis sikat yang digunakan berbeda, cara posisinya juga berbeda, produknya juga yang digunakan berbeda dan juga beberapa cerebral placy atau downsindrom sering keluar air liur terus menerus jadi memang harus dilatih cara membersihkannya bagaimana. Ada tekniknya, alatanya sama bahannya spesifik untuk anak anak berkebutuhan khusus ini," papar Melissa.
Adapun jenis sikat yang digunakan adalah Triple Headed Toothbrush. Dimana kegunaan, sikat gigi tersebut sangat membantu bagi ABK yang tidak mau membuka mulutnya. Sikat gigi jenis ini mempunyai 3 bagian kepala di atasnya dan mampu menjangkau semua bagian mulut.
"Nah, salah satunya alatnya yakni triple headed toothbrush. Untuk banyak anak berkebutuhan khusus buka mulut itu susah sekali jadi sikat hanya bisa masuk sebentar, kalau seperti itu Triple Headed Toothbrush bisa mengurung giginya begitu sudah kejepit tinggal ditarik itu sisi atas bagian dengan pipi maupun lidah kesikat satu kali tarik itu memudahkan memang," terangnya.
Sementara untuk pasta gigi yang digunakan pun berbeda, pasra gigi yang digunakan ABK harus memiliki jumlah fluoride di atas 1.000 ppm atau sama dengan pasta gigi untuk dewasa. Hal ini dikarenakan ABK membutuhkan proteksi lebih pada gigi dan memiliki resiko gigi berlubang maupun radang gusi lebih besar dibanding anak lainnya.
"Nah kalau pasta giginya untuk anak berkebutuhan khusus pakai yang 1.000 ppm ke atas. Kenapa? Karena perlindungan fluoride nya lebih banyak, karena mereka risiko gigi berlubangnya tinggi dan risiko radang gusi tinggi. Karena membersihkannya sulit, air liurnya banyak, makanannya banyak diemut didalam mulut, jadi memang perlindungan fluoride nya ekstra pakai yang 1000 ppm ke atas, sama dengan pasta gigi dewasa," terang Melissa.
Melissa juga menerangkan, menggosok gigi pada ABK harus juga memperhatikan posisi dan juga mencari cara agar menggosok gigi bisa menjadi kebiasaan. Misalnya dengan cara berbaring, dan tidak terlalu banyak menggunakan pasta gigi agar tidal tersedak. Kemudian usahakan untuk menyikat gigi di waktu yang sama setiap harinya agar anak memiliki jadwal menyikat gigi.
"Misal posisi tiduran, kita enggak bisa gunakan pasta gigi terlalu banyak riskan tersedak nanti tidak mau lagi sikat gigi. Jadi memang harus cari cara setiap hari di jam yang sama itu harus sikat gigi membentuk kebiasaan, jadi mau anak nangis pokoknya jam nya sikat gigi di pagi hari dan sebelum tidur itu harus sikat gigi. Nanti pelan-pelan akan terbentuk pengertian kalau dilakukan setiap hari 2 kali," tutup Melissa.

