BEI Ungkap Selama Sepekan Perdagangan Bursa Ditutup Bervariasi, IHSG Naik 2,69 persen
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi grafik IHSG. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan selama sepekan di awal bulan Juli atau 1 hingga 5 Juli 2024 ditutup bervariasi. IHSG juga mengalami kenaikan sebesar 2,69 persen.

"Peningkatan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan, yaitu sebesar 24,44 persen menjadi 947 ribu kali transaksi dari 761 ribu kali transaksi pada penutupan pekan lalu," kata Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (7/7/2024).

Kautsar menambahkan peningkatan turut terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sepekan ini, yaitu sebesar 2,8 persen menjadi Rp12.431 triliun dari Rp12.092 triliun.

"Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami kenaikan sebesar 2,69 persen pekan ini, menjadi berada pada level 7.253,372 dari 7.063,577 pada penutupan pekan lalu," ujarnya.

Menurut Kautsar, rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan 18,79 persen, menjadi 15,55 miliar lembar saham dari 19,147 miliar lembar saham pada pekan lalu.

"Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 34,09% menjadi Rp10,65 triliun dari Rp16,16 triliun pada pekan lalu," tuturnya.

Selain itu, Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp558,44 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp5,092 triliun.

Sementara itu, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 65 emisi dari 43 emiten senilai Rp63,36 triliun. Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 576 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp473,79 triliun dan USD54,758 juta yang diterbitkan oleh 133 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp5.996,99 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 10 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,93 triliun.