
Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Helikopter dan ratusan penyelamat masih dikerahkan untuk melanjutkan pencarian 35 orang yang masih hilang setelah tanah longsor di tambang emas ilegal di pulau Sulawesi pada Selasa 9 Juli. Peristiwa tersebut menewaskan sedikitnya 23 orang.
Hujan deras yang memicu tanah longsor melanda para penambang dan penduduk di di Suwawa Timur, Bone Bolango, Gorontalo. Salah satu korban selamat, penambang emas berusia 40 tahun, Rikson Buhungo, menceritakan dirinya terbawa tanah longsor dan terseret sekitar 50 meter.
“Saat saya keluar (dari kamp), saya langsung berteriak ‘longsor!’, saya tidak sempat masuk atau membantu orang lain karena saya sendiri panik, jadi ketika saya berteriak, tanah longsor sudah terjadi, saya sudah mulai terguling oleh tanah longsor dan terseret oleh tanah yang bergerak, bebatuan dan lumpur, saya terseret sekitar 50 meter," kata Rikson.
Rikson akhirnya berhasil diselamatkan tetapi menderita luka di kaki dan tubuh bagian atas. Dia mengatakan semua kecuali satu penambang lain di kampnya tewas akibat tanah longsor.
"Di kamp kami, 10 orang tewas dan dua orang selamat. Sedangkan di kamp sebelah kami ada satu orang yang selamat bersama kami, tapi kamp lain di bawah kami, saya tidak tahu berapa jumlahnya," lanjutnya.
Hampir 400 orang terlibat dalam upaya penyelamatan pada hari Selasa, yang dimulai kembali setelah hujan lebat menghentikan sementara operasi pada hari Senin dan pada malam hari. 66 orang yang selamat berhasil diselamatkan dari puing-puing, meskipun upaya tersebut terhambat oleh lumpur tebal dan beberapa penyelamat harus berjalan lebih dari 20 km. (12 mil) untuk mencapai lokasi bencana.