
PT Kuy Digital Indonesia selaku penanggung jawab penyelenggaraan Gunadarma Java International Basketball Tournament (GJIBT) berencana menggugat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi). Gugatan ini bakal dilayangkan setelah Perbasi menghentikan secara sepihak turnamen GJIBT yang diselenggarakan di Gunadarma Sport Center, Kelapa Dua, Jawa Barat pada 1-7 Juli 2024. (Foto: Chaerul Halim).
Jakarta, tvrijakartanews - Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) mencabut izin rekomendasinya terhadap penyelenggaraan Gunadarma Java International Basketball Tournament (GJIBT) di Gunadarma Sport Center, Kelapa Dua, Jawa Barat.
Akibatnya, pertandingan basket yang dihadiri puluhan klub basket dari dalam negeri maupun luar negeri terpaksa dihentikan secara mendadak pada hari keempat turnamen, 4 Juli 2024.
Perbasi tak penuhi komitmen soal wasit yang ditugaskan
Chief Operational Officer, PT Kuy Digital Indonesia selaku penanggung jawab penyelenggaraan GJIBT, Suri Agung Prabowo mengungkapkan duduk perkara pencabutan rekomendasi yang berujung dihentikannya turnamen tersebut.
Mulanya, PT Kuy Digital Indonesia mengeklaim telah menerima surat rekomendasi pelaksanaan kegiatan olahraga GJIBT dari Kemenparekraf, PP Perbasi dan Perbasi Jawa Barat pada periode April-Mei 2024.
Namun, Perbasi dinilai lambat merespons permohonan perbantuan wasit yang diminta penyelenggara GJIBT. Padahal, surat permohonan itu sudah dikirimkan pada 6 Juni 2024.
"Tanggal 28, saya selaku penanggung jawab mencoba menghubungi Bapak Ilham (pihak Perbasi) terkait wasit dan akhirnya disepakati harga wasitnya berapa," ucap Agung dalam konferensi pers di Depok, Jawa Barat, Rabu (10/7/2024).
Kendati begitu, Agung tetap khawatir lantaran pihak Perbasi tak kunjung mengirimkan surat keterangan penugasan wasit yang akan mengatur pertandingan basket pada kegiatan GJIBT, hingga 30 Juni 2024. Padahal, penyelenggaraan GJIBT saja bakal berlangsung pada 1 Juli 2024.
"Nah kita sebagai penyelenggara agak worry terkait masalah wasit karena surat menunjukkan wasit itu kan bukti bahwa kita bisa dapat wasitnya," kata dia.
Pada 1 Juli 2024 sekira pukul 01.51 WIB, Agung dan tim baru mendapatkan email terkait surat Nomor 640/PP/VI/2024 tentang penugasan perangkat pertandingan dengan jumlah wasit sebanyak 17 wasit, 2 pengawas dan 1 koordinator wasit.
Akan tetapi, lanjut Agung, perangkat wasit yang ditugaskan hanya enam orang dan satu pengawas yang datang dan mereka pun juga belum siap untuk memimpin pertandingan yang dijadwalkan pukul 08.00 WIB.
"Seharusnya pada saat jam 08.00 WIB, wasit itu telah siap minimal 30 menit sebelum pertandingan dimulai. Tetapi karena cuma ada enam wasit dan satu pengawas, kami menanyakan kembali kepada mereka, kira-kira apakah mereka sudah siap untuk mewasitin pertandingan pertama kita?" ucap dia.
Dua pertandingan terpaksa digelar tanpa wasit Perbasi
Mempertimbangkan kondisi itu, Agung beserta panitia GJIBT lantas bernegosiasi dengan pihak Perbasi. Kepada Perbasi, Agung menunjukkan bukti perjanjian yang menyertakan bahwa ada 17 wasit, 2 pengawas dan 1 koordinator wasit untuk memimpin pertandingan basket GJIBT.
Karena negosiasi itu buntu, penyelenggara terpaksa menggelar pertandingan turnamen basket yang diikuti 77 klub dalam negeri dan luar negeri, dengan jumlah 166 gim yang dipertandingan pada turnamen tersebut.
Sementara tim internasional yang diikutsertakan, antara lain Yi Impacts Guam USA (U-16 dan U-18 putra, U-14 dan U-16 putri); PYD Phillipines (U-11, U-12, U-14 putra); LCM Malaysia (U-12 putra); dan FYB Thailand (U-16 putri).
Pertandingan pertama dipimpin oleh wasit Perbasi, sedangkan dua pertandingannlainnya dipimpin wasit non-Perbasi.
"Akhirnya saya putuskan pada saat waktu itu untuk pertandingan pertama. Kalian masih belum siap? Yaudah kita jalankan ini aja. Akhirnya selesai pertandingan pertama, wasit perbasi semua sudah siap," ucap dia.
"Selesai itu wasit non-perbasi kita keluarkan semua. Kita bagikan haknya untuk pertandingan non-perbasi, kita pakai semuanya, pakai wasit perbasi," sambungnya.
Pertandingan dihentikan mendadak karena pakai wasit non-Perbasi
Berselang beberapa saat pertandingan, Perbasi kemudian memberikan surat revisi terkait penambahan jumlah wasit Perbasi menjadi 20 orang, beserta 4 pengawas dan 1 koordinator wasit.
Namun, Perbasi kembali mengirimkan surat yang berisikan permintaan klarifikasi pihak penyelenggara GJIBT pada 3 Juli 2024.
Menurut Agung, Perbasi mempersoalkan penggunaan wasit non-Perbasi dalam turnamen basket tersebut. Ia kemudian mendatangi PP Perbasi untuk memberikan klarifikasi.
"Awal-awal, saya sudah ditanyakan terkait memakai wasit non-Perbasi. Saya sudah jelaskan bahwa itu adalah keputusan dari kami karena Perbasi waktu itu masih belum siap perangkatnya," ucap Agung.
Meski sudah menyampaikan klarifikasinya, Agung mengatakan, Perbasi tetap menolak penjelasan tersebut. Perbasi justru malah memutuskan untuk menghentikan pertandingan turnamen basket.
"Mereka tetap enggak mau tahu, pokoknya pertandingan berhenti," imbuh dia.
Perbasi terancam digugat Rp 21 miliar
Dalam kesempatan yang sama, Kuasa Hukum PT Kuy Digital Indonesia, Deolipa Yumara menilai ada unsur dugaan pelanggaran Perbasi dalam kasus penghentian sepihak penyelenggaraan turnamen GJIBT.
Untuk itu, pihaknya berencana melakukan langkah hukum, yakni mengugat Perbasi, dengan tuntutan ganti rugi materi sebesar Rp 1,2 miliar. Kemudian, tuntutan itu bakal ditambah dengan kerugian immateri yang besarannya mencapai Rp 20 miliar.
"Ini kan persoalan psikologis. Anak-anak (peserta) ini kan menderita nih, kita juga di sini menderita. Jadi immaterialnya bisa jadi minta Rp 20 miliar. Nah totalnya Rp 21,2 miliar. Kita akan menggugat Perbasi," ucap dia.
Menurut Deolipa, kasus ini telah merugikan para peserta dan pihak penyelenggara sehingga keduanya merupakan korban atas tindakan Perbasi.
"Di atasnya kompensasi itu adalah adanya permintaan maaf dari kami terhadap seluruh peserta, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Posisi kita ini sama-sama korban," imbuhnya.

