Ilmuwan Temukan Jenis Baru Kehilangan Memori yang Mirip dengan Alzheimer
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: study finds (© Feodora - stock.adobe.com )

Jakarta, tvrijakartanews - Selama beberapa dekade, penyakit Alzheimer dianggap sebagai penyebab utama di balik penurunan daya ingat terkait usia. Namun, para peneliti kini menyadari bahwa kondisi lain dapat menyebabkan gejala serupa, terutama pada orang dewasa yang lebih tua. Sebuah studi baru oleh para ilmuwan Mayo Clinic mengusulkan kriteria untuk mengidentifikasi sindrom kehilangan daya ingat yang disebut limbic-predominant amnestic neurodegenerative syndrome (LANS) atau sindrom neurodegeneratif amnestik dominan limbik. Kondisi ini menyerupai Alzheimer tetapi disebabkan oleh perubahan otak yang berbeda dan mungkin memiliki prognosis yang lebih baik.

Sistem limbik adalah sekelompok struktur otak yang saling terhubung yang terlibat dalam memori, emosi, dan perilaku. Pada LANS, degenerasi terjadi terutama di area limbik ini, bukan di area otak yang lebih luas yang terpengaruh pada Alzheimer. Kerusakan yang terfokus ini menyebabkan masalah memori yang dapat disalahartikan sebagai Alzheimer dini, tetapi LANS cenderung berkembang lebih lambat dan mengabaikan kemampuan kognitif lainnya.

"Dalam penelitian klinis kami, kami melihat pasien yang gejala ingatannya tampak menyerupai penyakit Alzheimer , tetapi ketika Anda melihat pencitraan otak atau biomarker mereka, jelas mereka tidak menderita Alzheimer. Sampai saat ini, belum ada diagnosis medis spesifik yang dapat dijadikan acuan, tetapi sekarang kami dapat menawarkan beberapa jawaban kepada mereka," kata penulis senior Dr. David T. Jones , seorang ahli saraf di Mayo Clinic, dikutip dari study finds (20/7).

LANS vs. Alzheimer

Penyebab paling umum yang mendasari LANS diduga adalah kondisi yang baru-baru ini diketahui yang disebut ensefalopati TDP-43 terkait usia yang didominasi limbik (LATE). TDP-43 adalah protein yang, jika salah lipat, dapat terakumulasi dalam sel-sel otak dan menyebabkan kerusakan. Pada LATE, penumpukan TDP-43 terjadi terutama di area limbik yang penting untuk memori. Namun, para peneliti mencatat bahwa kemungkinan ada penyebab lain, dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

Mengidentifikasi LANS sangat penting karena mungkin memerlukan perawatan yang berbeda dari Alzheimer. Seiring beredarnya obat-obatan Alzheimer baru di pasaran , dokter perlu cara untuk menentukan pasien mana yang mungkin mendapat manfaat. Kriteria LANS yang diusulkan dapat membantu menghindari pemberian obat-obatan yang berisiko dan mahal ini kepada orang-orang yang tidak mungkin merespons.

“Secara historis, Anda mungkin melihat seseorang berusia 80-an dengan masalah ingatan dan mengira mereka mungkin menderita penyakit Alzheimer, dan itulah yang sering dianggap sebagai penyakit Alzheimer saat ini. Dengan makalah ini, kami menjelaskan sindrom berbeda yang terjadi jauh di kemudian hari. Sering kali, gejalanya terbatas pada ingatan dan tidak akan berkembang hingga memengaruhi domain kognitif lainnya, sehingga prognosisnya lebih baik dibandingkan dengan penyakit Alzheimer ,” kata Dr. Nick Corriveau-Lecavalier, penulis pertama makalah tersebut.

Studi yang dipublikasikan di Brain Communications menemukan bahwa pasien yang memenuhi kriteria LANS cenderung mengalami penurunan kognitif yang lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang menderita Alzheimer biasa. Pemindaian otak menunjukkan pola degenerasi yang terfokus pada daerah limbik yang berhubungan dengan memori, bukan pada keterlibatan otak yang lebih luas yang terlihat pada Alzheimer.

Menariknya, beberapa pasien mengalami campuran perubahan otak akibat LANS dan Alzheimer. Mereka yang memiliki kemungkinan LANS tinggi meskipun memiliki beberapa patologi Alzheimer masih menunjukkan penurunan yang lebih lambat, yang menunjukkan LANS mungkin menjadi penyebab utama gejala mereka.

Para peneliti mengusulkan serangkaian kriteria inti, standar, dan lanjutan untuk mendiagnosis LANS. Kriteria inti mencakup penurunan yang berlangsung lambat dan terutama terkait dengan memori. Kriteria standar mencakup usia di atas 75 tahun, memiliki gejala ringan dengan sebagian besar kemampuan non-memori yang utuh, penyusutan area otak yang terkait dengan memori secara tidak proporsional, dan jenis gangguan memori tertentu. Kriteria lanjutan menggunakan pemindaian otak dan tes untuk protein terkait Alzheimer.

Dengan menggabungkan faktor-faktor ini, dokter dapat menentukan apakah pasien memiliki kemungkinan rendah, sedang, tinggi, atau tertinggi untuk mengalami LANS. Hal ini dapat memandu keputusan pengobatan dan membantu menetapkan ekspektasi tentang perkembangan penyakit.

"Penelitian ini menciptakan kerangka kerja yang tepat yang dapat digunakan oleh profesional medis lain untuk merawat pasien mereka."Penelitian ini memiliki implikasi besar untuk keputusan pengobatan, termasuk obat penurun amiloid dan uji klinis baru, serta konseling tentang prognosis, genetika, dan faktor-faktor lainnya," kata Jones.

Seiring dengan kemajuan penelitian tentang LANS dan LATE, kriteria ini dapat berkembang. Namun, kriteria ini merupakan langkah penting menuju pengenalan berbagai penyebab hilangnya memori pada orang dewasa yang lebih tua. Pemahaman yang lebih mendalam ini dapat menghasilkan diagnosis, prognosis, dan akhirnya pengobatan yang lebih tepat sasaran untuk berbagai jenis penurunan kognitif terkait usia.