
Presiden Terpilih, Prabowo Subianto. Foto M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Presiden Terpilih, Prabowo Subianto percaya diri pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 8 persen selama ia menjabat lima tahun mendatang. Prabowo bakal dilantik pada 20 Oktober 2024 menggantikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kita harus berani menaruh sasaran yang lebih tinggi. Kalau saya optimistis kita bisa mencapai 8 persen pertumbuhan," kata Prabowo saat menghadiri peresmian Peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0 di The St. Regis Hotel Jakarta, dikutip Senin (22/7/2024).
Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut rencananya meningkatkan pertumbuhan ekonomi ini bahkan telah diketahui oleh dunia internasional. Bahkan, Prabowo mengklaim beberapa menteri negara lain bertaruh dengan dirinya soal pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen atau tidak dalam periode 2024-2029.
Meski tak mau menyebutkan menteri dari negara mana, Prabowo mengatakan, taruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen itu sebatas traktiran makan malam. Bila sekali saja ekonomi RI tumbuh 8 persen selama ia menjabat, menteri-menteri suatu negara itu akan menraktirnya makan malam.
"Sekali saja dalam lima tahun yang akan datang, kita mencapai 8 persen mereka. They are going to buy me dinner. Mereka akan beli makan malam untuk saya!" ucap Prabowo.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi itu, dari yang selama 10 tahun terakhir stagnan di kisaran 5 persen, Prabowo mengatakan akan melakukan efisiensi perekonomian Indonesia, memastikan tata kelola birokrasi yang baik, dan menelurkan kebijakan-kebijakan yang masuk akal.
"Kalau saya lihat, saya sangat optimis. Kekayaan kita sangat besar, potensi kita sangat besar, tapi memang kita harus lebih efisien, kita harus kelola dengan baik, ambil kebijakan yang masuk akal," tutur Prabowo.
"Dan kita harus bertekad untuk mitigasi kebocoran, mitigasi penyelewengan, mitigasi kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat," tegasnya.
Target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu sebetulnya juga telah diumbar Presiden Joko Widodo sebelum menduduki kursi kepresidenan. Saat masa kampanye Pilpres 2014, Jokowi percaya diri ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7 persen selama ia menjabat sebagai presiden.
Namun, secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 10 tahun ia menjabat belum pernah mencapai 7 persen. Meskipun pada kuartal II-2021 tumbuh 7,08 persen, hanya karena disebabkan basis perhitungan pada kuartal II-2020 sangat rendah, yakni minus 5,32 persen.
Pada 2020 atau saat merebaknya Pandemi Covid-19 ekonomi Indonesia terkontraksi hingga minus 2,07 persen, 2021 kembali tumbuh 3,7 persen, 2022 tumbuh 5,31 persen, dan 2023 hanya tumbuh 5,05 persen.

