Tanggapan Ketum IDAI Mengenai Anggaran Makan Gratis Rp 7500: Tidak Cukup di Beberapa Daerah
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ketum IDAI, Dr. Piprim Basarah Yanuarso / foto : Sanrifa Akmalia

Jakarta, tvrijakartanews - Program makan bergizi gratis yang dijanjikan oleh presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, akhir-akhir ini mendapat perhatian publik. Kabar terbaru menyebutkan bahwa anggaran untuk setiap porsi makanan gratis dalam program tersebut telah dikurangi menjadi Rp 7.500, padahal sebelumnya sebesar Rp 15 ribu. Perubahan anggaran ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan program tersebut dalam memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menyatakan bahwa anggaran Rp 7.500 tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan makanan sehat di beberapa daerah.

"Kalo tambahan protein oke lah, mungkin di daerah lain bisa untuk membeli tiga butir telur. Kalo di daerah mungkin bisa terpenuhi aspek nutrisi, kalorinya, proteinnya mungkin bisa cukup juga ya. Cuma kalo tidak, saya kira ga cukup dengan anggaran segitu," ujar Dr. Piprim saat diwawancarai media di kantor IDAI pada Selasa (23/7/24).

Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh manusia memerlukan berbagai nutrisi untuk menjaga kesehatan dan mendukung pertumbuhan yang optimal. Dr. Piprim menambahkan, anggaran Rp 7.500 masih bisa disiasati agar faktor nutrisinya terpenuhi dengan baik.

"Kalo makanan sehat kan sebetulnya ada unsur faktor nutrisi nya lengkap ya, ada karbohidrat, protein, lemak, dan serat. Saya kira masih bisa disiasati sih, asal yang sampai ke anaknya 7500 itu. Jangan sampai ke anaknya sampe tinggal separuh atau sepertiga, mau dapet apa?" tambah Dr. Piprim.

Namun demikian, upaya ini memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak agar anggaran yang terbatas tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal. Kerjasama antara pemerintah, penyedia makanan, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan asupan gizi yang cukup. Perlu dicari solusi yang efektif agar anggaran terbatas ini bisa memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan anak-anak.

"Saya kira Indonesia kaya akan makanan lokal dan protein lokal yaa, contohnya satu telur puyuh seharga 2500, ati ayam 2500. Saya kira itu proteinnya juga sudah lumayan sih, jadi masih bisa murah meriah asal kandungan gizinya lebih diperhatikan," jelasnya.